Indonesia mengatakan serangan siber telah membahayakan pusat datanya, tetapi tidak akan membayar uang tebusan  juta

JAKARTA, Indonesia (AP) — Pusat data nasional Indonesia telah dibobol oleh kelompok peretas yang meminta tebusan $8 juta yang tidak akan dibayarkan pemerintah, kata pihak berwenang pada hari Senin.

Serangan siber tersebut telah mengganggu layanan lebih dari 200 lembaga pemerintah baik di tingkat nasional maupun daerah sejak 20 Juni, kata Samuel Abrijani Pangerapan, direktur jenderal aplikasi informatika di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Beberapa layanan pemerintah telah kembali — layanan imigrasi di bandara dan tempat lain sekarang berfungsi — tetapi upaya terus berlanjut untuk memulihkan layanan lain seperti perizinan investasi, kata Pangerapan kepada wartawan.

Para penyerang telah menyandera data dan menawarkan kunci akses dengan imbalan tebusan $8 juta, kata Direktur Jaringan & Solusi TI PT Telkom Indonesia, Herlan Wijanarko, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Wijanarko mengatakan, pihaknya bersama pihak berwenang di dalam dan luar negeri tengah melakukan investigasi dan berupaya memecahkan enkripsi yang menyebabkan data tidak bisa diakses.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah tidak akan membayar uang tebusan.

“Kami sudah berupaya maksimal untuk melakukan recovery, sementara (Badan Siber dan Sandi Negara) sedang melakukan forensik,” imbuh Setiadi.

Kepala lembaga tersebut, Hinsa Siburian, mengatakan mereka telah mendeteksi sampel ransomware Lockbit 3.0.



Sumber