5 Cara Menavigasi Budaya Organisasi dalam Lingkungan yang Penuh dengan Politik

Dalam masyarakat yang semakin terpolarisasi saat ini, menavigasi budaya perusahaan Anda dapat terasa seperti berjalan di ujung pisau cukur. Sebuah studi yang diterbitkan di dalam ulasan Bisnis Harvard menyoroti bahwa telah terjadi lonjakan proporsi orang yang identitasnya sangat dibentuk oleh afiliasi politik mereka, yang menyebabkan lebih banyak konflik di tempat kerja.

Bagi para pemimpin bisnis, tantangan untuk mempertahankan budaya organisasi yang kohesif, produktif, dan positif di tengah suasana yang penuh tekanan seperti ini lebih mendesak dari sebelumnya.

Apa itu Budaya Organisasi?

Banyak yang menggambarkan budaya organisasi melalui berbagai profil budaya—seperti budaya klan, budaya adhokrasi, budaya hierarki, budaya pasar, dll.

Namun, menurut Korn Ferrybudaya hanyalah DNA organisasi Anda. Budaya terbentuk dari nilai-nilai, asumsi, perilaku, dan sikap karyawan. Budaya adalah perekat yang menyatukan orang-orang Anda dan menjadikan perusahaan Anda unik. Ketika budaya organisasi Anda selaras dengan strategi bisnis Anda, budaya tersebut akan mempercepat pertumbuhan Anda, meningkatkan retensi karyawan, keterlibatan, memotivasi karyawan, mengurangi risiko, dan membangun merek Anda. Namun, jika tidak, budaya dapat menghalangi keberhasilan.

Jadi, langkah apa yang dapat Anda, sebagai seorang pemimpin, ambil untuk secara efektif mengelola dan mempertahankan budaya perusahaan Anda selama masa penuh muatan politik?

1. Tetap Terinformasi tentang Peristiwa Terkini

Memahami lingkungan eksternal sangat penting bagi para pemimpin. Dengan terus mengikuti perkembangan tren dan isu sosial, Anda dapat meramalkan dan mengatasi tantangan potensial yang dapat memengaruhi budaya organisasi Anda. Kesadaran ini memungkinkan Anda untuk secara proaktif mengatasi masalah, meredakan kecemasan karyawan selama masa-masa sulit, dan memberdayakan Anda untuk berkomunikasi secara tulus tentang konflik apa pun yang mungkin timbul. Berikut adalah beberapa strategi penting yang perlu diingat:

  • Berinteraksi dengan berbagai sumber berita untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang peristiwa terkini. Hindari mengandalkan satu sumber informasi, karena dapat menimbulkan perspektif yang bias.
  • Melakukan rapat tim secara berkala untuk mengeksplorasi bagaimana peristiwa terkini dapat memengaruhi organisasi. Dorong dialog yang terbuka dan penuh rasa hormat di antara anggota tim untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perspektif mereka.
  • Menawarkan sumber daya dan bantuan bagi karyawan yang menghadapi tekanan eksternal. Ini dapat mencakup penyediaan akses ke layanan kesehatan mental atau menawarkan dukungan bagi mereka yang terkena dampak iklim politik.

2. Menetapkan dan Memperkuat Nilai Inti Bersama

Nilai-nilai inti merupakan landasan budaya organisasi yang kuat. Jika didefinisikan dan diperkuat dengan baik, nilai-nilai bersama ini memberikan landasan yang stabil untuk pengambilan keputusan, terutama selama masa-masa sulit. Nilai-nilai ini bertindak sebagai kompas moral, menciptakan rasa tujuan dan rasa memiliki bersama yang membantu menyatukan karyawan meskipun ada faktor-faktor eksternal yang memecah belah. Selain itu, nilai-nilai budaya mempermudah penyelesaian konflik sesuai dengan prinsip-prinsip organisasi. Untuk mendukung hal ini, berikut adalah beberapa strategi utama yang perlu dipertimbangkan:

  • Tinjau kembali dan perbaiki nilai-nilai perusahaan Anda secara berkala untuk memastikan semuanya selaras dengan budaya organisasi dan strategi bisnis saat ini.
  • Gabungkan nilai-nilai ini ke dalam operasi harian Andadari proses pengambilan keputusan hingga program pengakuan karyawan.
  • Komunikasikan nilai-nilai ini secara konsisten di semua tingkatan organisasi, memastikan semua orang memahami dan menerimanya.

3. Jaga Jalur Komunikasi Tetap Terbuka

Membina keterbukaan dan komunikasi transparan sangat penting untuk membangun budaya organisasi yang positif. Dalam lingkungan yang sensitif secara politik, mendorong dialog yang saling menghargai tentang isu-isu yang berpotensi menimbulkan pertentangan dapat membantu mengurangi misinformasi. Menciptakan lingkungan seperti ini memungkinkan karyawan merasa diakui dan dihargai, yang pada gilirannya meningkatkan moral dan keterlibatan sekaligus menurunkan kemungkinan terjadinya konflik karena perbedaan sudut pandang. Beberapa praktik terbaik meliputi:

  • Menciptakan ruang untuk dialog terbukaseperti rapat balai kota atau opsi umpan balik karyawan anonim.
  • Pelatihan pemimpin dan manajer untuk menangani diskusi sensitif dengan empati dan rasa hormat.
  • Menjaga karyawan tetap mendapat informasi dengan pembaruan rutin mengenai keputusan dan perubahan organisasi, memastikan alasannya jelas.

4. Mempromosikan Inklusivitas

Inklusivitas bukan hanya sekadar istilah yang sedang tren – hal itu penting untuk membangun budaya organisasi yang kuat. Lingkungan yang benar-benar inklusif menghargai berbagai sudut pandang dan membantu menangkal bias yang dapat diperburuk oleh faktor politik eksternal. Dengan mempromosikan keadilan di tempat kerja, Anda menumbuhkan suasana yang lebih kolaboratif dan efektif. Pertimbangkan untuk menerapkan strategi berikut:

  • Dorong pelatihan keberagaman dan inklusi untuk meningkatkan kompetensi budaya.
  • Buat grup sumber daya karyawan untuk individu dengan latar belakang dan perspektif berbeda untuk terhubung dan mendukung satu sama lain.
  • Memberikan kesempatan kepada karyawan yang kurang terwakili untuk menyuarakan pendapat merekaberbagi pengalaman dan merasa didengarkan.

5. Bersiaplah untuk Mengatasi Konflik

Dalam lingkungan yang sarat muatan politik, konflik dapat muncul meskipun persiapan sudah matang. Namun, dengan mengantisipasi dan menangani masalah sejak dini, Anda dapat mencegahnya agar tidak meningkat dan memengaruhi budaya perusahaan secara keseluruhan. Di sinilah keterampilan penyelesaian konflik yang kuat berperan, yang penting untuk menjaga keharmonisan dan produktivitas tim. Beberapa strategi utama yang perlu dipertimbangkan meliputi:

  • Membuat dan menerapkan kebijakan resolusi konflik yang jelas yang mencerminkan nilai-nilai inti Anda.
  • Menawarkan pelatihan untuk manajer dan karyawan tentang teknik resolusi konflik yang efektif.
  • Menangani konflik secara aktif saat masalah itu muncul, dengan fokus pada pencarian solusi, bukan pada menyalahkan.

Di era yang ditandai oleh polarisasi dan pergolakan masyarakat, memelihara budaya organisasi yang tangguh menjadi sangat penting bagi para pemimpin. Mengabaikan fokus ini merupakan strategi bisnis berisiko tinggi yang dapat membuat perusahaan rentan. Dengan tetap mendapatkan informasi, mendefinisikan nilai-nilai inti, membina komunikasi terbuka, dan mempromosikan inklusivitas, organisasi tidak hanya mampu bertahan terhadap tantangan tetapi juga berkembang di tengah kesulitan.

Sumber