Gregoria Alami Campur Aduk Usai Raih Medali Perunggu Bulu Tangkis Olimpiade Paris

Paris. Gregoria Mariska Tunjung mengungkapkan emosi campur aduk pada hari Minggu setelah mengamankan medali perunggu di cabang bulu tangkis tunggal putri, menjadi atlet Indonesia pertama yang memenangkan medali di Olimpiade Paris.

Sebelumnya pada hari itu, ia kalah dari An Se-Young dari Korea Selatan 21-11, 13-21, 16-21 di pertandingan semifinal, sehingga pupuslah harapan Indonesia untuk meraih medali emas di cabang bulu tangkis.

Gregoria telah kalah dari lawan yang sama dalam delapan pertemuan terakhir mereka.

Ia dijadwalkan bertanding melawan mantan peraih medali emas dan juara dunia tiga kali Carolina Marin untuk memperebutkan medali perunggu pada hari Senin. Namun, pemain Spanyol itu mengundurkan diri dari turnamen karena cedera yang dialaminya selama pertandingan semifinal lainnya melawan pemain bulu tangkis Tiongkok He Bingjiao. Marin memenangkan set pertama 21-14 dan memimpin 10-8 di set kedua ketika ia tiba-tiba menahan nyeri di lututnya dan mengundurkan diri dari pertandingan.

Kemudian dikonfirmasi bahwa Marin juga mengundurkan diri dari pertandingan yang akan datang.

“Ini dilema. Rasanya salah untuk merayakan kemenangan dengan mengorbankan cedera pemain lain — ini masa sulit bagi Marin. Saya tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Tentu saja, saya bersyukur bisa memenangkan medali, tetapi saya tidak yakin apakah saya bahagia,” kata Gregoria.

Sejak bulu tangkis menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade 1992, Indonesia telah memenangkan delapan medali emas. Sebelum Olimpiade Paris, satu-satunya kali Indonesia gagal memenangkan emas di cabang bulu tangkis adalah di Olimpiade London 2012. Negara ini belum pernah memenangkan medali emas di cabang olahraga lain di Olimpiade.

Tag: Kata Kunci:

Sumber