Pemberontak Serbu Helikopter dan Tewaskan Pilot Selandia Baru di Papua, Indonesia

Seorang pilot Selandia Baru tewas pada hari Senin ketika orang-orang bersenjata yang diduga dari pemberontak Tentara Pembebasan Papua Barat menyerbu helikopternya di Indonesiawilayah Papua, menurut Kepolisian Nasional Papua, sebagaimana dikutip Associated Press (AP).

Glen Malcolm Conning, seorang pilot perusahaan penerbangan Indonesia PT Intan Angkasa Air Service, dilaporkan ditembak dan dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak lama setelah tiba di Alama, sebuah desa terpencil di distrik Mimika, provinsi Papua Tengah. Informasi tentang kematian Conning datang dari Faizal Ramadhani, seorang perwira tinggi di Kepolisian Nasional dan kepala pasukan keamanan perdamaian gabungan di Papua.

AP melaporkan bahwa Ramadhani mengatakan orang-orang bersenjata yang diduga dari Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap bersenjata Gerakan Papua Merdeka, membebaskan penumpang asli Papua di dalam pesawat, termasuk dua petugas kesehatan dan dua anak-anak, sebelum membakar pesawat dan melarikan diri ke hutan.

Wilayah Papua Indonesia
Militer Indonesia membantu warga di sebuah bandara di Jayapura, Indonesia, pada tanggal 30 September 2019, setelah kekerasan terjadi di Papua. Seorang pilot Selandia Baru tewas pada hari Senin ketika orang-orang bersenjata diduga menyerbu helikopternya…


INDRA THAMRIN HATTA/AFP/Getty Images

“Semua penumpang selamat karena mereka adalah penduduk lokal desa Alama,” kata Ramadhani kepada AP, seraya menambahkan bahwa desa tersebut berada di distrik pegunungan yang hanya dapat dicapai dengan helikopter.

Berita Mingguan menghubungi Kepolisian Nasional Papua dan Tentara Pembebasan Papua Barat melalui email pada hari Senin untuk memberikan komentar.

Juru bicara Tentara Pembebasan Papua Barat Sebby Sambom mengatakan kepada AP bahwa dia belum menerima laporan apa pun dari para pejuang kelompok tersebut terkait kematian pilot tersebut.

“Namun, jika itu terjadi, itu adalah kesalahannya sendiri karena memasuki wilayah terlarang kami,” kata Sambom kepada kantor berita tersebut. “Kami telah mengeluarkan peringatan beberapa kali bahwa wilayah itu masuk dalam zona terlarang kami, wilayah konflik bersenjata yang dilarang untuk didarati pesawat sipil.”

Sambom juga mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan pembangunan di wilayah tersebut sampai negosiasi dengan pemberontak dapat dilakukan.

Bekas koloni Belanda Papua memiliki sejarah konflik antara penduduk asli Papua dan pasukan keamanan Indonesia. Pemberontakan telah terjadi di sana sejak Papua diintegrasikan ke Indonesia pada tahun 1969 setelah pemungutan suara kontroversial yang disponsori PBB. Selama tahun lalu, konflik telah meningkat dengan banyaknya korban, AP melaporkan.

Insiden hari Senin terjadi setelah pilot lain dari Selandia Baru menjadi sasaran di wilayah tersebut tahun lalu. Pada bulan Februari 2023, Philip Mark Mehrtens, seorang pilot dari Kota Christchurch yang bekerja untuk Susi Air, diculik oleh Egianus Kogoya, seorang komandan daerah Gerakan Papua Merdeka.

Kogoya dan pasukannya menangkap Mehrtens tak lama setelah pesawatnya mendarat di sebuah desa terpencil, menuntut kemerdekaan Papua sebagai ganti pembebasannya. Awal tahun ini, sebuah video Mehrtens yang berbicara kepada keluarganya dari sebuah hutan terpencil tempat ia masih disandera diunggah daring.

Sumber