Laporan tahunan jaringan IFRC Indonesia 2023, Januari – Desember (6 Agustus 2024) – Indonesia

Lampiran

Konteks

Indonesia diproyeksikan akan mencapai populasi 277 juta orang pada akhir tahun 2023. Dengan 17.500 pulau dan garis pantai yang luas lebih dari 81.000 kilometer, Indonesia diakui sebagai negara kepulauan terbesar. Negara ini menduduki peringkat ekonomi terbesar ke-10 dalam hal paritas daya beli dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Perencanaan ekonomi Indonesia dipetakan melalui rencana pembangunan 20 tahun yang mencakup dari tahun 2005 hingga 2025. Fase saat ini dan terakhir difokuskan pada penguatan sumber daya manusia dan peningkatan kedudukan negara dalam ekonomi global. Pada tahun 2022, meskipun lingkungan global yang sulit, pertumbuhan ekonomi Indonesia menguat menjadi 5,3 persen, didukung oleh persyaratan perdagangan yang positif yang dipimpin oleh ekspor terkait komoditas dan pemulihan konsumsi swasta (Prospek Ekonomi Indonesia (IEP) Juni 2023). Pada bulan Juli 2023, Indonesia kembali berstatus sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas, menandai bangkitnya kembali perekonomiannya pasca pandemi COVID-19 (Peluncuran Laporan Penilaian Kemiskinan Indonesia 2023).

Titik fokus pembangunan Indonesia adalah Pulau Jawa, daerah yang paling padat penduduknya dan pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan. Namun, Pemerintah Indonesia berencana untuk membangun ibu kota baru mulai tahun 2024, yang disebut Nusantara. Ibu kota baru, yang akan berada di Kalimantan, ditujukan untuk menjadi berkelanjutan dan tangguh (Ibu Kota Baru Nusantara untuk Mewakili Negara yang Tangguh) Pulau Jawa akan tetap menjadi tuan rumah bagi kawasan industri, pelabuhan, dan pergudangan, terutama di pusat-pusat kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Serang, dan Semarang.

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan bencana. Negara ini harus berhadapan dengan gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, dan tsunami, serta berbagai peristiwa terkait iklim yang semakin umum dan parah, seperti hujan lebat dan banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan. Selain berbagai bahaya ini, degradasi lingkungan alam dan sumber daya air, termasuk melalui pembukaan lahan yang dipicu oleh pembangunan perkotaan yang tidak terkendali, berdampak signifikan pada mata pencaharian masyarakat pedesaan. Hal ini juga menyebabkan meningkatnya perpindahan penduduk ke kota.

Akses yang buruk terhadap air bersih dan sanitasi juga menciptakan kondisi yang mendukung munculnya penyakit virus menular bagi manusia dan hewan peliharaan, menurunnya tingkat imunisasi, serta faktor lingkungan dan gaya hidup yang menyebabkan tingginya tingkat penyakit tidak menular. Semua itu merupakan tantangan signifikan yang diperburuk oleh kesulitan dalam mengakses layanan medis. Konflik antara militer Indonesia dan kelompok bersenjata non-negara di beberapa wilayah Indonesia berkontribusi terhadap pengungsian internal, seperti halnya banjir dan keadaan darurat lainnya. Sementara itu, Indonesia merupakan sumber, tujuan, dan titik transit bagi sejumlah besar migran, yang banyak di antaranya tidak berdokumen dan berisiko terhadap perlindungan.

Sumber