Veddriq Leonardo, Berambisi Pecahkan Rekor dan Tampil Tanpa Beban di Olimpiade 2024

JAKARTA – Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo, berhasil mengamankan tiket ke babak perempat final panjat tebing Olimpiade Paris 2024 yang digelar di Le Bourget Climbing Venue.

Pada babak kualifikasi, Veddriq memecahkan rekor dunia dan rekor Olimpiade dengan waktu 4,79 detik.

Namun, rekor itu dipecahkan lagi oleh Samuel Watson asal Amerika Serikat yang mencatatkan waktu 4,75 detik di babak eliminasi.

Menurut Veddriq, pemecahan rekor di nomor kecepatan panjat tebing menjadi motivasi tersendiri. Ia pun berambisi untuk kembali memecahkan rekor di babak selanjutnya. Terlebih, tampil di Olimpiade merupakan pengalaman baru.

“Rekor itu dipecahkan satu sama lain, itu terjadi di nomor kecepatan sehingga menjadi menarik. Saya sangat senang karena ini adalah pengalaman baru dan akan menjadi sesuatu yang bersejarah bagi saya,” kata Veddriq setelah pertandingan.

Veddriq lebih lanjut mengungkapkan bahwa bermain di ajang multievent terbesar di dunia bukanlah suatu beban. Atlet berusia 27 tahun itu bahkan harus tampil lepas untuk tampil maksimal di setiap babak.

“Tampil di Olimpiade ini jadi tanggung jawab. Kenapa jadi beban kalau sudah mempersiapkan diri dengan baik.”

“Jadi, saya mohon doanya agar mereka bisa menjadi yang terbaik. Olimpiade ini bukan ajang tunggal, di Kampung Olimpiade dan semua suasananya ada spirit olimpiade,” katanya.

Selanjutnya, Veddriq akan berhadapan dengan wakil tuan rumah Bassa Mawem di babak perempat final. Atlet asal Pontianak itu mengatakan akan lebih fokus menyiapkan strategi untuk menang.

“Ada keinginan untuk memecahkan rekor lagi, tapi saya coba untuk tetap fokus bagaimana strategi agar bisa menang nanti,” kata Veddriq.

Sementara itu, Veddriq lolos ke babak delapan besar setelah mengalahkan rekan senegaranya, Rahmad Adi Mulyono, di babak eliminasi.

Rahmad Adi Mulyono sebenarnya tampil apik dengan mencatatkan waktu 5,07 detik di babak awal. Sayang, ia kemudian mengalami false start dan menuntaskan pertandingan dengan catatan waktu 5,13 detik sehingga tidak dapat melaju ke babak perempat final.

“Ya kecewa. Saya terlalu bersemangat. Kalau tidak jatuh, saya harusnya bisa. Tapi, namanya juga kecepatan, kalau tidak jatuh, saya akan mulai,” kata Rahmad Adi.


Versi bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, Arab, dan Prancis dibuat secara otomatis oleh AI. Jadi mungkin masih ada ketidakakuratan dalam penerjemahan, mohon selalu gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kami. (sistem didukung oleh DigitalSiber.id)



Sumber