Pemimpin Indonesia menyoroti perkembangan ekonomi dan infrastruktur dalam pidato terakhirnya

JAKARTA, Indonesia — Presiden Indonesia Joko Widodo yang akan lengser menyoroti kemajuan dalam bidang ekonomi dan infrastruktur dalam pidato kenegaraan terakhirnya pada hari Jumat.

Widodo mengatakan bahwa dalam 10 tahun ia memimpin negara ini, pemerintahannya mengendalikan inflasi, mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan ekstrem, serta membangun infrastruktur baru di wilayah Indonesia yang sulit dijangkau dan memiliki sumber daya terbatas.

“Selain itu, ketahanan kita sebagai bangsa telah dibuktikan dengan ketangguhan kita dalam menghadapi pandemi COVID-19, dalam menghadapi perubahan iklim, dan dalam menghadapi eskalasi geopolitik global,” tutur Widodo.

Negara Asia Tenggara ini memainkan peran penting dalam dinamika ekonomi dan politik di kawasan ini, di mana kekuatan-kekuatan global semakin berselisih mengenai Taiwan, isu-isu hak asasi manusia, kehadiran militer AS, dan Tindakan tegas Beijing di wilayah yang disengketakan seperti Laut Cina Selatan.

Sebagai negara kepulauan tropis di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, rumah bagi berbagai spesies yang terancam punah seperti orangutan dan bunga-bunga raksasa. Namun, pembangunan ekonomi telah berdampak besar pada hutan-hutan ini, menjadikan Indonesia salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia akibat penggundulan hutan, penggunaan bahan bakar fosil, dan kebakaran lahan gambut, yang mendorong negara ini untuk melakukan transformasi energi hijau.

Widodo mengatakan perkembangan Indonesia — khususnya terkait dengan industri peleburan dan pengolahan komoditas seperti nikel, bauksit, dan tembaga — akan membuka lebih dari 200.000 lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan negara.

Dengan jumlah penduduk sekitar 275 juta jiwa, Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Bertujuan untuk mendominasi pasokan nikel dunianegara ini telah memiliki dua pabrik peleburan nikel menjadi 27 dalam satu dekade terakhir, dengan rencana pembangunan 22 pabrik peleburan nikel lagi, menurut S&P Global Commodity Insights. Pada tahun 2023, negara ini bertanggung jawab atas lebih dari setengah pasokan bijih nikel secara global.

Namun, kata Widodo, 10 tahun bukanlah waktu yang cukup untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai pemerintahannya.

Widodo, yang dikenal dengan nama panggilannya Jokowi, memulai masa jabatan kedua dan terakhirnya pada bulan Oktober 2019 dan tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri lagi. Setelah pemilihan umum pada bulan Februari, komisi pemilihan umum Indonesia secara resmi kata Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih pada bulan April bersama putra Widodo, mantan Walikota Surakarta yang berusia 36 tahun Gibran Rakabuming Rakasebagai wakil presiden. Pengadilan tertinggi menolak gugatan atas kemenangan telaknya yang diajukan oleh dua kandidat presiden yang kalah.

Widodo akan meninggalkan jabatannya pada bulan Oktober, meninggalkan warisan penting yang mencakup proyek besar senilai $33 miliar untuk memindahkan ibu kota Indonesia yang penuh sesak dari Jakarta ke ibu kota masa depan negara nusantara, di pulau perbatasan Kalimantan yang sedang berkembang.

Widodo juga meminta kepada para penerusnya, Presiden terpilih Prabowo Subiantountuk melanjutkan kepemimpinan negara ini, dengan mengatakan bahwa ia memiliki keyakinan negara ini akan “mencapai visi Indonesia Emas 2045,” — mengacu pada tujuan Indonesia untuk menjadi negara yang berdaulat, maju, adil dan makmur pada tahun 2045, saat Indonesia akan merayakan 100 tahun kemerdekaannya.

“Perkenankanlah saya untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Anda sekalian. Perkenankanlah pula saya untuk menyampaikan harapan dan impian seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dari pinggiran, dari daerah terluar, dari pedesaan dan perkotaan kepada Anda sekalian,” kata Widodo.

Sumber