Indonesia butuh  miliar untuk pengembangan hidrogen hijau

Oleh
Kantor Berita Vietnam

Sabtu, 17 Agustus 2024 | 12:14 siang GMT+7

Indonesia akan membutuhkan investasi sebesar $25,2 miliar dari sektor swasta untuk pengembangan hidrogen hijau pada periode 2031-2060, menurut Kementerian Investasi negara tersebut.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi milik perusahaan listrik milik negara PLN dengan kapasitas 140 megawatt di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Foto milik Antara.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi milik perusahaan listrik milik negara PLN dengan kapasitas 140 megawatt di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Foto milik Antara.

Dendy Apriandi, Direktur Deregulasi Penanaman Modal Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, mengatakan pada hari Kamis bahwa Indonesia menargetkan untuk mengurangi emisi karbon sebesar 43% pada tahun 2030. Target ini membutuhkan investasi yang disebutkan di atas dan Indonesia sedang bekerja keras untuk mengejar rencana tersebut, tambahnya.

Salah satu perusahaan yang telah berinvestasi dalam pengembangan hidrogen hijau adalah PT.Pertamina (Persero) yang telah menginvestasikan dana sebesar $11 miliar sebagai bagian dari upaya mencapai target kemajuan energi hijau.

Selanjutnya, organisasi antarpemerintah Global Green Growth Institute (GGGI) juga bekerja sama dengan Samsung dan Hyundai dalam proyek senilai $1,2 miliar di Blok Sarulla, Sumatera Utara, untuk memproduksi hidrogen hijau.

Apriandi mengatakan potensi bisnis pengembangan hidrogen hijau lebih besar dibandingkan hidrogen konvensional yang berasal dari hidrogen abu-abu atau gas alam. Namun, biaya produksi hidrogen hijau masih cukup tinggi.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menegaskan pengembangan hidrogen dapat menjadi salah satu upaya pencegahan krisis energi di sektor industri sekaligus mendukung terwujudnya pengurangan emisi karbon dioksida. Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi CO2 sebesar 912 juta ton pada 2030.



Sumber