Demonstran kembali berunjuk rasa saat emosi memuncak atas manuver politik Indonesia

Ribuan orang berunjuk rasa di beberapa kota di Indonesia pada hari Jumat, mendesak komisi pemilihan umum untuk mengeluarkan aturan pemungutan suara daerah di tengah kemarahan atas upaya sekutu parlemen Presiden Joko Widodo untuk mengubahnya demi kepentingan mereka.

Protes tersebut menyusul demonstrasi sehari penuh di mana 301 orang ditahan dan gas air mata serta meriam air digunakan untuk membubarkan massa yang marah di luar parlemen, yang pada hari Kamis mengesampingkan rencana kontroversialnya untuk mengubah aturan kelayakan kandidat, dengan alasan tidak adanya kuorum.

Protes tersebut diiringi kemarahan di media sosial terhadap Jokowi, sebutan bagi presiden tersebut, yang dianggap berpengaruh, karena ingin mendapatkan keuntungan dari usulan perubahan yang akan memungkinkan putranya mencalonkan diri sebagai pejabat di Jawa Tengah dan menghalangi seorang kritikus pemerintah yang berpengaruh untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta yang penting.

Ketika ditanya tentang protes tersebut, Jokowi mengatakan pada hari Jumat bahwa hal itu baik bagi orang-orang untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Ia mengatakan pada hari Rabu bahwa ia menghormati lembaga demokrasi Indonesia, ketika ditanya tentang upaya parlemen untuk mengubah aturan pemilu.

Demonstrasi tersebut merupakan puncak minggu yang dramatis dalam politik di mana kemarahan meningkat atas apa yang dikatakan kritikus Jokowi sebagai upaya untuk lebih mengkonsolidasikan kekuasaannya saat ia bersiap memberi jalan bagi penggantinya, Prabowo Subianto, pada bulan Oktober.

Popularitas Jokowi dan pengaruhnya yang besar setelah satu dekade berkuasa berperan penting dalam kemenangan Prabowo dalam pemilu bulan Februari dengan selisih suara yang besar, yang secara luas dilihat sebagai imbalan untuk memastikan pemimpin yang akan lengser tersebut tetap memiliki kepentingan politik lama setelah ia meninggalkan jabatannya.

'Ini adalah nepotisme'

Mahasiswa pengunjuk rasa Diva Rabiah, 23 tahun, merupakan salah satu dari ratusan orang yang berkumpul di luar gedung KPU di Jakarta, mendesak agar KPU mengeluarkan peraturan yang jelas mengenai calon, karena khawatir peraturan tersebut dapat diubah sebelum pendaftaran dibuka minggu depan.

“Ini mengganggu saya karena mereka mempermudah jalan bagi putra presiden untuk maju dalam pemilihan daerah. Ini nepotisme,” katanya tentang rencana sebelumnya oleh anggota parlemen.

Demonstrasi juga diadakan pada hari Jumat di kota Medan, Makassar dan Surabaya, di mana mahasiswa melemparkan batu dan botol ke arah polisi, menuntut agar KPU mengeluarkan peraturan tersebut.

Tidak jelas peran apa yang akan dimainkan Jokowi saat ia meninggalkan jabatannya, tetapi ia diperkirakan akan menggunakan pengaruhnya melalui Partai Golkar, anggota terbesar aliansi parlemen Prabowo, yang pada hari Rabu menunjuk tangan kanan presiden, Bahlil Lahadalia, sebagai pemimpinnya.

Dorongan para legislator untuk mengubah aturan pemilu pada dasarnya akan menjadi pembalikan keputusan Mahkamah Konstitusi hari Selasa, yang menegakkan usia minimum 30 tahun bagi kandidat dan memudahkan partai untuk mengajukan pencalonan.

Putusan itu membuka pintu bagi pesaing Prabowo dalam pemilihan presiden, Anies Baswedan, untuk dicalonkan sebagai gubernur Jakarta, jabatan yang dipegangnya dari tahun 2017 hingga 2022, tetapi berarti putra Jokowi, Kaesang Pangarep, 29 tahun, tidak dapat mencalonkan diri dalam pemilihan daerah.

Komisi pemilihan umum akan mengeluarkan aturan sejalan dengan putusan pengadilan hari Selasa, tetapi setelah konsultasi dengan parlemen minggu depan, kata penjabat ketuanya, Mochammad Afifuddin, dalam konferensi pers.

Sumber