Oleh Nyasha Chingono
HARARE, – Sorak-sorai makin keras saat Gabriel Ota, berpakaian seperti karakter game aksi Jepang yang populer, memamerkan kostumnya di atas panggung di dalam taman ibu kota Zimbabwe, Harare.
Agar terlihat seperti Jin Sakai, tokoh utama yang menggunakan pedang dalam “Ghost of Tsushima”, Ota yang berusia 28 tahun menghabiskan waktu sebulan untuk membuat pakaian Samurai berwarna kapur dari karton dan kertas daur ulang.
Berkat sorak sorai paling keras dari 100 penonton di festival “Otakukon” tahun ini, ia menang sebagai anime terbaik.
Festival yang merayakan budaya pop Jepang ini mengklaim sebagai satu-satunya festival sejenisnya di Zimbabwe, yang mempertemukan “Otaku” atau penggemar animasi, komik, dan permainan video lokal.
“Ini pertama kalinya saya menang,” kata Ota, seorang pedagang seni dan musisi untuk band rock lokal, setelah pakaiannya, yang dikenal sebagai cosplay, memukau acara hari Minggu.
“Saya tidak melakukannya untuk menang, saya hanya suka cosplay.”
Sementara budaya anime berkembang, komunitasnya tetap kecil, sehingga sulit bagi cosplayer lokal untuk dipilih dalam kompetisi internasional, kata direktur festival Archie Moyo.
“Jika kami mampu menjangkau lebih banyak orang, kami dapat memberikan dampak yang besar melalui acara kami,” kata Moyo, yang telah menjual barang dagangan anime selama satu dekade.
Dengan pengangguran dan melonjaknya biaya hidup yang membebani kaum muda Zimbabwe, ruang untuk bercerita dan membayangkan realitas lain muncul sebagai pengalih perhatian yang disambut baik.
Seniman komik Bill Masuku mengatakan bahwa penting untuk menceritakan kisah-kisah Afrika dan berencana untuk menulis komik dalam dialek Shona setempat. “Bagi kami, menceritakan kisah sendiri memberikan keaslian yang tidak dapat diceritakan orang lain,” kata Masuku.
Artikel ini dibuat dari umpan kantor berita otomatis tanpa modifikasi pada teks.
