Indonesia minta persetujuan China untuk ekspor durian

Pemerintah Indonesia tengah aktif mencari persetujuan dari Tiongkok untuk mengizinkan masuknya durian Indonesia ke pasar Tiongkok. Tiongkok, yang dikenal sebagai negara dengan konsumsi durian yang tinggi, merupakan peluang pasar yang signifikan bagi Jakarta. Para pejabat Indonesia telah berdiskusi dengan Tiongkok untuk menunjukkan kelayakan durian mereka untuk diekspor. Harapannya, Tiongkok akan segera menuntaskan protokol yang akan memungkinkan Indonesia mengekspor durian, yang sering disebut sebagai “raja buah-buahan.”

Dalam upaya mempercepat proses ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terlibat dalam diskusi bilateral dengan mitranya dari Tiongkok, Wang Yi, di Beijing. “Untuk meningkatkan ekspor kita ke Tiongkok, Indonesia mendorong agar negosiasi protokol ekspor durian beku dan kelapa segera diselesaikan,” kata Marsudi, seraya menyoroti potensi peningkatan perdagangan bilateral setelah negosiasi ini selesai. Namun, rincian spesifik tentang protokol ekspor durian tidak diungkapkan.

Kantor berita Antara melaporkan bahwa Badan Karantina Nasional (Barantin) Indonesia telah berdiskusi dengan Administrasi Umum Bea Cukai (GACC) Tiongkok terkait ekspor durian. Menurut Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, Tiongkok memberikan akses pasar bagi durian Indonesia pada 2023, menyusul pengajuan proposal ekspor Indonesia pada 2020. GACC berencana melakukan inspeksi langsung ke perkebunan dan fasilitas pengemasan, yang merupakan langkah menuju finalisasi protokol ekspor.

Minat Tiongkok terhadap durian cukup besar, dengan negara tersebut mengimpor 1,4 juta ton buah tersebut pada tahun 2023. Thailand saat ini mendominasi pasar ini, dengan menguasai 68 persen impor durian Tiongkok. Menteri Senior Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mencatat bahwa ekspor durian ke Tiongkok dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian lokal.

Sumber: JakartaGlobe

Tanggal penerbitan:

Sumber