Indonesia dan Australia menandatangani pakta pertahanan yang 'bersejarah'

Indonesia dan Australia menandatangani perjanjian pertahanan baru pada hari Kamis, yang menjanjikan kerja sama yang lebih erat untuk melawan ancaman keamanan di kawasan Asia-Pasifik.

Pakta yang diumumkan bulan ini, ditandatangani selama kunjungan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles ke Indonesia minggu ini dan mencakup ketentuan untuk latihan gabungan dan penempatan di setiap negara.

Kedua negara telah berupaya meningkatkan hubungan keamanan dalam menghadapi meningkatnya titik api di kawasan tersebut termasuk Laut Cina Selatan, tempat beberapa negara mengklaim kedaulatan atas pulau dan jalur perairan yang disengketakan.

Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menggambarkan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Australia-Indonesia sebagai “tonggak bersejarah.”

“(Kesepakatan itu) dilakukan bersama untuk… meningkatkan kerja sama guna saling membantu mengatasi berbagai ancaman keamanan dan mendorong perdamaian dan stabilitas berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik,” ujarnya dalam konferensi pers bersama, Kamis.

Prabowo menegaskan bahwa perjanjian itu bukanlah pakta militer atau aliansi militer, dan menambahkan bahwa ia berharap dapat menjalin hubungan yang lebih kuat dengan Australia di masa mendatang.

Marles mengatakan pakta tersebut merupakan perjanjian pertahanan paling signifikan antara kedua negara, dan menyebutnya sebagai “perjanjian setingkat perjanjian.”

“Kita akan melihat interoperabilitas yang jauh lebih besar antara pasukan pertahanan kita, kemampuan untuk beroperasi dari negara masing-masing,” kata Marles.

Pakta tersebut pertama kali diungkapkan ketika presiden terpilih Prabowo, yang akan menggantikan Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober, mengunjungi Canberra minggu lalu.

Kedua negara akan mengadakan latihan militer gabungan di Jawa Timur pada bulan November, yang melibatkan hampir 2.000 personel militer.

Latihan tersebut, yang akan melibatkan latihan udara, darat, laut, dan dunia maya, akan menjadi “latihan terbesar yang akan dilakukan Australia di luar negara kami tahun ini,” kata Marles.

Sumber