Pelatihan AI Apple hadapi reaksi keras karena penerbit besar memilih tidak ikut serta

Apakah momentum AI Apple akan segera runtuh? Semakin banyak media berita dan platform sosial yang mengatakan “tidak” kepada perayap web raksasa teknologi yang haus data.

Selama beberapa dekade, bot digital ini diam-diam mengumpulkan informasi dari internet, menyalurkannya ke berbagai hal mulai dari mesin pencari hingga model AI. Namun seiring AI menjadi lebih canggih, taruhannya pun meningkat. Kini, penerbit mulai mengambil langkah tegas, menuntut kendali atas konten mereka, dan menantang ambisi AI Apple.

Perayap web Apple, Applebot, awalnya dirancang untuk mendukung fitur-fitur seperti Siri dan Spotlight. Namun, baru-baru ini ia mengambil peran besar lainnya: mengumpulkan data untuk melatih model-model AI dasar Apple, atau yang disebut perusahaan sebagai “Apple Intelligence”. Data ini mencakup teks, gambar, dan konten lainnya.

Untuk menenangkan penerbit, Apel memperkenalkan Applebot-Extended, sebuah alat yang memungkinkan pemilik situs web untuk tidak mengikuti pelatihan AI. Jadi, meskipun opsi tersebut tersedia, banyak penerbit yang memanfaatkannya. Dengan memperbarui file robots.txt, mereka dapat memblokir Applebot (dan perayap lainnya) agar tidak mengakses konten mereka.

Apa itu Robots.txt?

Robots.txt adalah file yang digunakan oleh pemilik situs web untuk mengontrol bot mana yang dapat mengakses konten mereka. Penerbit semakin banyak menggunakannya untuk memblokir bot AI agar tidak mengambil data pelatihan dari situs web mereka. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran tentang hak cipta dan potensi penyalahgunaan konten mereka. Meskipun robots.txt adalah alat yang relatif sederhana, alat ini menjadi lebih rumit di era AI. Dengan munculnya agen AI baru yang cepat, penerbit dapat mengalami kesulitan untuk selalu memperbarui daftar blokir mereka. Akibatnya, banyak yang beralih ke layanan yang secara otomatis memperbarui file robots.txt mereka.

Reaksi balik

Karena file robots.txt dapat diakses publik, artinya semua orang dapat melihat pihak mana yang memilih keluar dari pelatihan AI Apple, yang persis seperti apa yang dilakukan Wired.

Ternyata beberapa media seperti The New York Times, misalnya, telah terang-terangan mengkritik pendekatan opt-out Apple. Koran tersebut, yang menggugat OpenAI atas pelanggaran hak cipta, berpendapat bahwa penerbit seharusnya tidak harus melakukan opt-out sejak awal; sebaliknya, izin harus diperlukan agar perayap web dapat mengakses konten media.

Situs web populer lainnya yang telah memilih keluar juga termasuk Instagram, Facebook, Tumblr, Craigslist, The Financial Times, The Atlantic, Vox Media, jaringan USA Today, dan perusahaan induk WIRED, Condé Nast.

Jadi, apa selanjutnya? Akankah Apple dipaksa untuk memikirkan kembali strategi AI-nya? Atau akankah ia menemukan cara untuk menenangkan penerbit dan melanjutkan ambisinya yang berbasis data? Perebutan kendali atas tambang emas digital internet masih jauh dari selesai.

Sumber