'Tuli Nada': Kelompok Islam terbesar di Indonesia minta maaf setelah anggotanya bertemu pemimpin Israel

Ia juga mengatakan bahwa kunjungan tersebut dilakukan tanpa dukungan dan sepengetahuan NU.

Pemerintah Indonesia sementara itu juga dengan cepat menjauhkan diri dari kontroversi tersebut, dengan mengatakan pada hari Senin bahwa kunjungan tersebut sama sekali tidak mencerminkan posisinya terhadap Israel.

“Kementerian Luar Negeri tidak dalam posisi untuk mengomentari kunjungan tersebut, yang sama sekali tidak terkait dengan posisi resmi pemerintah Indonesia,” kata juru bicara kementerian Roy Soemirat, menurut laporan media berita lokal Kompas.

Foto Instagram yang diunggah anggota Nahdlatul Ulama Zainul Maarif memperlihatkan dirinya dan anggota NU lainnya bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog (duduk di sebelah kanan). Foto: Instagram/zenmaarif
Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan telah lama mendukung Palestina. Dukungan ini semakin kuat selama Perang Israel-Gazadengan ribuan orang di negara Asia Tenggara itu menggelar unjuk rasa dan protes untuk mendukung Palestina.
Kabar pertemuan ini mencuat setelah Zainul Maarif, ulama sekaligus anggota NU, mengunggah foto kunjungannya di Instagram, yang menyatakan bahwa pertemuan ini menjadi ajang untuk membahas “konflik” yang terjadi antara Hamas dan Israel”, serta hubungan antara Indonesia dan Israel.

Meski tidak jelas kapan pertemuan itu terjadi, unggahan itu awalnya dibagikan di Instagram pada 7 Juli. Informasi lokasi pada unggahan itu menyebutkan foto itu diambil di kediaman presiden Israel, yang berada di Tel Aviv.

Zainul yang juga merupakan dosen filsafat di Universitas Nahdlatul Ulama Jakarta ini pun kemudian menorehkan prestasinya Instagram akun pribadi.

NU mengidentifikasi empat aktivis lainnya sebagai Sukron Makmun, anggota cabang NU Banten; Munawir Aziz, sekretaris organisasi seni bela diri tradisional NU; serta Nurul Bahrul Ulum dan Izza Annafisah Dania, anggota eksekutif organisasi pemuda pemudi NU.

Ketua NU Yahya mengatakan kelima anggotanya akan menghadapi sanksi dari organisasinya.

pukul 01.54

KFC Malaysia tutup sementara beberapa gerainya di tengah boikot anti-Israel

KFC Malaysia tutup sementara beberapa gerainya di tengah boikot anti-Israel

Pertemuan tersebut dilaporkan diatur oleh sekelompok alumni Universitas Harvard di Amerika Serikat, yang mengundang anggota NU ke Israel untuk berdiskusi tentang “akademisi dan perusahaan rintisan”, menurut Nadirsyah Hosen, mantan eksekutif NU dan dosen hukum di Universitas Monash.

Nadirsyah, yang mengaku telah berbincang dengan salah satu dari lima anggota NU, menyatakan di Instagram bahwa kunjungan serupa ke Israel oleh perwakilan NU pernah terjadi di masa lalu, tetapi bisa jadi sangat bermasalah dalam konteks konflik yang tengah berlangsung di Gaza saat ini.

Wasisto Raharjo Jati, seorang analis politik di Badan Riset dan Inovasi Nasional yang berpusat di Jakarta, menyuarakan sentimen ini, dengan menunjukkan bahwa waktu kunjungan tersebut dapat merusak reputasi Indonesia sebagai pendukung setia Palestina.

“Pertemuan ini sangat kontroversial karena tidak menghormati citra Indonesia secara umum sebagai pendukung kuat Palestina sejak konflik dimulai pada awal Oktober 2024,” katanya.

Sebagai ormas Islam terbesar, NU merasa dikhianati dengan kunjungan mereka, imbuh Wasisto, sebab ormas tersebut secara tegas menentang segala tindakan yang dilakukan anggotanya yang berpotensi menguntungkan Israel atau memberikan citra positif terhadap negara tersebut.

Menanggapi kunjungan tersebut, salah seorang pengguna di platform media sosial X mengatakan: “Hal ini tidak hanya menyakiti perasaan orang Indonesia tetapi juga orang Palestina yang sedang berjuang … NU harus bertanggung jawab atas hal ini.”

Pengguna lain mengatakan: “Ini merupakan hal yang memalukan bagi Indonesia.”

Sumber