Airlangga Sebut Indonesia Pemain Utama Startup ASEAN di Forum di Kanada

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membahas berbagai isu ekonomi yang tengah dihadapi Indonesia dalam forum di Vancouver, Kanada. Salah satunya adalah mengenai Indonesia sebagai pemain utama di sektor startup di kawasan ASEAN.

Berbagai isu strategis yang dibahas antara lain bonus demografi dan upaya keluar dari jebakan perangkap pendapatan menengah, transisi energi dan energi terbarukan yang ramah lingkungan, ekonomi digital dan Digital Economy Framework Agreement (DEFA), hilirisasi industri hingga kelas menengah.

“Di bidang Ekonomi Digital, Indonesia merupakan pemain startup utama di ASEAN dan menduduki peringkat ke-6 dunia, dengan jumlah startup paling inovatif atau peringkat 1 di ASEAN,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, mengutip ANTARA, Minggu, 1 September.

Pertemuan tersebut digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Vancouver bekerja sama dengan jajaran Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh banyak perusahaan dan asosiasi bisnis di Vancouver yang dimiliki dan dijalankan oleh pengusaha/diaspora Indonesia, juga dihadiri oleh beberapa Kamar Dagang Pemimpin Kanada-Indonesia (Pantai Barat Kanada), dan dihadiri oleh Pengurus PERMIKA (Persatuan Pelajar Indonesia di Kanada), serta para pelajar Indonesia di Vancouver.

Dalam kunjungannya, Airlangga juga memaparkan mengenai peta Kerja Sama Ekonomi Internasional Indonesia, mulai dari kerja sama multilateral G20, kawasan ASEAN, Kerja Sama APEC, Perundingan IEU CEPA, serta skema Kerja Sama Regional di Asia Pasifik yaitu RCEP, CP-TPP dan IPEF (Indo Pacific Economic Framework) yang saat ini sedang menjadi fokus bersama.

Kemudian dijelaskan pula mengenai perkembangan proses aksesi Indonesia untuk menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Untuk mendorong percepatan aksesi, ia menjelaskan telah dibentuk tim nasional bersama seluruh kementerian/lembaga untuk melakukan self assessment dan menyampaikan Initial Memorandum yang menggambarkan kesesuaian standar Indonesia dibandingkan dengan OECD.

“Indonesia telah menyampaikan keinginannya untuk bergabung dengan CP-TPP, dan mengambil pengalaman dari Inggris yang baru saja bergabung dengan CP-TPP,” ujarnya.

Sementara itu, dari diaspora Indonesia, Luthfi Doffier dan Matthew Riyanto dari Kamar Dagang Kanada-Indonesia menyampaikan dukungannya dan menanyakan apa yang dibutuhkan Pemerintah Indonesia dari Diaspora, agar Kanada lebih menarik dan lebih kooperatif.

Monica Khoe dari Indigo Prima menyampaikan bahwa beberapa produk agro Indonesia mengalami over supply sehingga harga anjlok dan pentingnya logistik yang efisien untuk menekan biaya logistik.

Dalam rangkaian kunjungannya ke Vancouver, Kanada ini, Airlangga juga dijadwalkan untuk berbicara di depan Business Forum yang akan diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Vancouver pada 3 September 2024.

Pertemuan tersebut juga dimaksudkan untuk berdialog langsung dengan para calon pengusaha dan investor yang diharapkan terpacu untuk segera berinvestasi dan menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia.

Adapun akhir Agustus ini, Airlangga melakukan kunjungan kerja selama beberapa hari ke Vancouver, Kanada, yang dimaksudkan untuk menjajaki peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara Indonesia dan Kanada, khususnya dengan Provinsi British Columbia.


Versi bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, Arab, dan Prancis dibuat secara otomatis oleh AI. Jadi mungkin masih ada ketidakakuratan dalam penerjemahan, mohon selalu gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kami. (sistem didukung oleh DigitalSiber.id)



Sumber