Presiden Indonesia ajak negara maju investasi ekonomi hijau

Oleh Fransiska Nangoy dan Bernadette Christina

JAKARTA (Reuters) – Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Kamis mendesak negara-negara maju untuk berinvestasi dalam transisi energi dan solusi iklim di negara ini, memamerkan potensi besarnya untuk proyek energi terbarukan dan mitigasi karbon.

Jokowi, demikian panggilan akrab presiden lengser tersebut, mengatakan negara Asia Tenggara itu memiliki lebih dari 3.600 gigawatt potensi energi terbarukan yang dapat dikembangkan, serta 3,3 juta hektar (8,2 juta hektar) hutan bakau yang dapat menyerap hingga 12 kali jumlah karbon dioksida yang diserap oleh hutan hujan tropis.

“Semua itu tidak akan memberikan dampak yang signifikan, sepanjang negara-negara maju tidak berani berinvestasi, sepanjang penelitian dan pengembangan tidak dibagikan secara luas, dan sepanjang skema-skema pendanaan yang terjangkau tidak diberikan kepada negara-negara berkembang,” ungkapnya kepada peserta Indonesia International Sustainability Forum di Jakarta.

Ia mengatakan masalah iklim tidak dapat diselesaikan sementara investor berfokus pada kalkulasi ekonomi.

Indonesia telah mendapatkan janji pendanaan sebesar $20 miliar di bawah skema Kemitraan Transisi Energi yang Adil yang dipimpin oleh negara-negara Kelompok Tujuh, namun realisasi pembiayaan sejauh ini masih minim.

Indonesia yang kaya sumber daya alam dan menargetkan emisi karbon nol bersih pada tahun 2060, terbuka untuk bermitra dengan siapa pun untuk mengembangkan proyek-proyek hijau, termasuk investasi di “kawasan industri hijau”, kata Jokowi.

Indonesia telah mengidentifikasi sekitar 400 proyek yang membutuhkan pembiayaan untuk mencapai tujuan iklimnya, menteri senior kabinet Luhut Pandjaitan mengatakan pada acara yang sama.

(Laporan oleh Fransiska Nangoy dan Bernadette Christina Munthe; Penyuntingan oleh Christian Schmollinger)

Sumber