Jokowi: Jangan Pernah Ragu Komitmen Nol Emisi Karbon Indonesia

Jakarta. Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan pada hari Kamis bahwa tidak ada alasan untuk meragukan komitmen Indonesia yang kaya energi hijau untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat, meskipun Jakarta mengakui bahwa diperlukan investasi dan teknologi yang sangat besar untuk mendorong transisi tersebut.

Jokowi mengklaim bahwa Indonesia memiliki apa yang diperlukan untuk mengurangi emisi secara drastis sesuai target.

“Jangan ragukan komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih dan kemampuannya berkontribusi pada negara yang lebih hijau,” kata Jokowi pada Forum Keberlanjutan Internasional tingkat tinggi di Jakarta pada hari Kamis.

Potensi energi hijau negara ini mencapai 3.600 gigawatt, baik tenaga surya maupun tenaga angin, dan masih banyak lagi. Raksasa energi terbarukan Uni Emirat Arab, Masdar, telah menjadikan Indonesia sebagai rumah bagi pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Asia Tenggara. Fasilitas ini, yang terletak di Waduk Cirata, Jawa Barat, memiliki kapasitas 192 megawatt-peak. Total luas hutan bakau di Indonesia mencapai 3,3 juta hektar, yang merupakan yang terluas di dunia. Jokowi juga mengklaim bahwa penyerapan karbon hutan bakau hingga 12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan.

“Kita punya kawasan industri hijau seluas 13.000 hektare,” kata Jokowi, merujuk pada Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) yang akan menjadi tempat produksi baterai kendaraan listrik (EV), dan lain-lain. Aktivitas produksi di kawasan industri tersebut akan menggunakan energi hijau.

Meskipun komitmen untuk mengurangi emisi sudah ada, Indonesia membutuhkan pendanaan dan investasi agar dapat mewujudkannya. “Namun semua itu tidak akan berdampak signifikan terhadap percepatan upaya kita untuk mengatasi dampak perubahan iklim selama negara-negara maju tidak cukup berani untuk berinvestasi,” kata Jokowi.

“Selama akses terhadap riset dan teknologi belum terbuka lebar. Dan selama pendanaannya belum sesuai dengan skema yang sesuai untuk negara berkembang. Ketiga hal itu penting untuk kita semua perhatikan,” imbuhnya.

Presiden yang akan lengser itu kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan siapa pun untuk memanfaatkan potensinya secara maksimal “untuk dunia yang lebih hijau”. ​​Jokowi tidak menyebutkan berapa tepatnya dana yang dibutuhkan Indonesia untuk mendanai transisi energinya. Namun, pemerintah mengungkapkan awal minggu ini bahwa Indonesia akan membutuhkan investasi sekitar $14,2 miliar untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan di negara itu menjadi 8,2 gigawatt tahun depan.

Tag: Kata Kunci:

Sumber