Data Konfirmasi 2024 Akan Jadi Tahun Tersibuk Pariwisata Internasional di Bali

Bagikan Artikelnya

Data baru mengonfirmasi bahwa Bali akan mengalami tahun tersibuknya yang pernah tercatat pada tahun 2024.

Dengan jumlah kedatangan wisatawan internasional yang telah melampaui jumlah keseluruhan tahun 2019 pada pertengahan tahun 2024, Pulau Dewata menerima lonjakan besar dalam jumlah wisatawan, perantau digital, ekspatriat, dan investor internasional yang datang ke provinsi ini.

Data Konfirmasi 2024 Akan Jadi Tahun Tersibuk Pariwisata Internasional di Bali

Badan Pusat Statistik Indonesia mengonfirmasi jumlah kedatangan internasional di Bali mencapai 7,75 juta orang sejak Januari 2024 hingga akhir Juli 2024.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara hingga Juli 2024 merupakan yang tertinggi sejak 2020.

Pulau ini telah mengalami Peningkatan 20,75% dalam jumlah kedatangan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Pada bulan Juli 2024, Bali mengalami salah satu peningkatan terbesar dalam jumlah kedatangan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Juli 2024, sebanyak 1,31 juta kedatangan wisatawan internasional mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yang merupakan peningkatan sebesar 9,42% dari bulan Juni 2024 dan peningkatan sebesar 16,91% dibandingkan dengan bulan Juli 2023.

Meskipun lonjakan besar dalam jumlah kedatangan merupakan hal baru, tidak banyak yang berubah dalam demografi wisatawan dibandingkan tahun lalu.

Tetap saja, wisatawan Malaysia, Australia, Cina, dan Singapura merupakan wisatawan internasional yang paling sering datang ke provinsi tersebut.

Pada Juli 2024, tercatat 177.000 wisatawan Malaysia mengunjungi Bali yang ditutup, diikuti oleh 166.000 pemegang paspor Australia. Secara total, 126.000 wisatawan Tiongkok mengunjungi Bali pada Juli 2024, dan 102.000 wisatawan Singapura juga.

Badan Pusat Statistik Indonesia juga dapat mengonfirmasi bahwa Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta merupakan bandara tersibuk di negara ini untuk pelancong internasional, yang menyumbang 90% dari seluruh kedatangan dan keberangkatan internasional pada tahun ini.

Badan Pusat Statistik Indonesia membagikan statistik perjalanan dengan penundaan 30 hari, yang berarti kita dapat melihat status perjalanan sejak Agustus 2024 pada beberapa hari pertama bulan Oktober.

Namun, bukan hanya data sederhana yang diragukan dan keluar saja yang dibagikan Badan Pusat Statistik Indonesia, tetapi tren perjalanan yang lebih mendalam juga disertakan.

Data baru menunjukkan bahwa rata-rata lama tinggal di Indonesia untuk tujuan rekreasi adalah 8,1 malam. Diuraikan berdasarkan kebangsaan, wisatawan dari negara-negara Asia Tenggara memiliki masa liburan yang pendek di Indonesia, dengan rata-rata menginap selama 3,67 malam. Wisatawan yang berkunjung dari negara-negara di Afrika memiliki rata-rata menginap tertinggi yaitu 15,74 malam.

Saat Bandara Bali menjalani tahun tersibuknya yang pernah tercatat, sejumlah pejabat telah melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa kedatangan dan keberangkatan dapat berjalan semulus mungkin bagi para pelancong.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Supratman Andi Agtas, mengunjungi Bandara Bali menjelang penyelenggaraan Forum Indonesia Afrika 2024, yang diselenggarakan pada 1-3 September.

Paspor-Visa

Ia memastikan, delegasi Forum Indonesia Afrika 2024 akan memperoleh akses ke loket khusus pemeriksaan imigrasi guna memastikan kelancaran proses kedatangan dan keberangkatan peserta konferensi dan wisatawan.

Menteri Agtas mengatakan, “Pelayanan imigrasi di sini harus selalu prima, profesional, dan sesuai standar internasional.”

Ia mengimbau kepada tim Bandara Bali untuk terus menjaga kinerja baik tersebut karena terminal semakin padat.

Agtas mengatakan, “Tetaplah bersemangat dan teruslah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan wisatawan.”

Pelancong-meletakkan-paspor-di-pembaca-autogate

Namun, meski banyak pengusaha dan menteri merasa bahwa pertumbuhan sektor pariwisata Bali yang belum pernah terjadi sebelumnya memiliki manfaat positif yang besar, banyak pula Bali menyerukan agar laju kemajuan dipertimbangkan kembali.

Dalam konferensi pers minggu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengeluarkan pembaruan kebijakan pada Konferensi Indonesia Quality Tourism.

Menteri Pandjaitan menegaskan bahwa ia sedang menggarap undang-undang baru yang akan membantu mengendalikan dengan lebih baik pembangunan pariwisata yang merajalela yang berisiko menimbulkan dampak buruk akibat pariwisata yang berlebihan.

Ia ingin melihat budaya Bali dan tanahnya terlindungi dengan lebih baik sambil memastikan pengembangan pariwisata berkelanjutan demi kepentingan wisatawan dan masyarakat.

Turis Lokal-Domestik Di Bali Mengunjungi Pura Tanah Lot

Menteri Pandjaitan mengatakan, “Saat ini ada lebih dari dua ratus ribu orang asing yang tinggal di Bali. Hal ini menimbulkan beberapa masalah. Kami ingin mempertahankan budaya Bali karena Bali, tanpa budaya mereka, bukan lagi Bali sebagai pulau surga.”



Sumber