AirPods Apple Mungkin Baru Saja Merusak Alat Bantu Dengar

Apple mengincar pasar alat bantu dengar yang dijual bebas — dan para eksekutif di bidang audiologi kemungkinan besar duduk tegap setelah pengumuman hari Senin oleh raksasa teknologi itu.

Itu AirPods Pro 2 — pertama kali diluncurkan pada tahun 2022 dan diperbarui pada tahun 2023 — akan segera menampilkan “fitur Alat Bantu Dengar yang dijual bebas dan bermutu klinis” melalui pembaruan perangkat lunak yang dijadwalkan pada musim gugur, Apple mengatakan.

Ini adalah dorongan terkini oleh Apple dalam bidang kesehatan di bidang yang telah mengalami gangguan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) menetapkan kategori alat bantu dengar yang tidak memerlukan pemeriksaan medis dan dapat dijual bebas di pengecer dan apotek besar.

Jurnal Wall Street dilaporkan kembali pada tahun 2021 bahwa Apple sedang mempelajari AirPods sebagai alat bantu dengar, dengan ahli audiologi Johns Hopkins Dr. Nicholas Reed mengatakan bahwa AirPods bisa menjadi alternatif yang lebih murah dan juga menghilangkan stigma seputar penggunaan.

Apple mencatat bahwa 1,5 miliar orang hidup dengan gangguan pendengaran, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) — meskipun masih harus dilihat berapa banyak yang sudah menggunakan AirPods atau cukup paham teknologi untuk menggunakannya.

AirPods Pro 2 dijual seharga $249, sementara alat bantu dengar yang dijual bebas harganya berkisar antara $99 hingga $3.000, menurut Dewan Nasional Penuaan (NCOA).

Fitur baru Apple yang berfokus pada pendengaran untuk AirPods Pro 2 memiliki banyak sisi. Akan ada alat Pelindung Pendengaran di dalam AirPods Pro 2 untuk melindungi dari suara keras, serta Tes Pendengaran selama lima menit yang dapat dilakukan pengguna di iPhone atau iPad mereka untuk menentukan status pendengaran mereka.

Fitur Alat Bantu Dengar pada AirPods Pro 2 dapat meningkatkan suara, media, dan panggilan telepon, kata Apple.

Apple mengatakan pada hari Senin bahwa mereka masih menunggu persetujuan regulasi dari otoritas kesehatan global. Teknologi tersebut akan hadir musim gugur ini di lebih dari 100 negara, termasuk AS, Jerman, dan Jepang.

Meskipun fitur Alat Bantu Dengar dirancang bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran ringan hingga sedang, fitur itu mungkin tidak cocok bagi mereka yang memiliki kondisi lebih parah, kata Apple.

Berbeda dengan alat bantu dengar yang dijual bebas, alat bantu dengar untuk gangguan pendengaran yang lebih parah memerlukan pemeriksaan, resep, dan pemasangan khusus oleh ahli audiologi — yang semuanya dapat dilakukan tambahkan ribuan hingga label harga akhir.