Memahami Budaya “Brat” — Strike Magazines

Hingga musim panas ini, jika seseorang memanggil Anda “anak nakal,” Anda mungkin akan tersinggung dan berasumsi mereka menganggap Anda manja atau tidak berperilaku baik. Sampai saat ini, dipanggil “anak nakal” adalah salah satu pujian tertinggi yang dapat diterima seseorang. “Anak nakal” adalah sebutan yang diberikan kepada seseorang yang dianggap keren, percaya diri, dan berani.

Jadi, bagaimana kata benda yang awalnya digunakan sebagai hinaan menjadi kata sifat musim panas? Kita harus berterima kasih kepada bintang pop Inggris Charli XCX untuk itu.

Dia merilis albumnya, Anak nakalpada tanggal 7 Juni. Album tersebut, yang memiliki corak hijau limau dan font yang khas, langsung menjadi viral. Seiring dengan tren yang terus berubah, Gen Z mulai membuat video di TikTok untuk lagu-lagu di albumnya. Halaman For You dibanjiri dengan tarian untuk lagu “Apple,” pengalaman untuk lagu “Everything is Romantic,” dan video lip-sync untuk lagu “Guess.” Album tersebut menjadi sensasi di media sosial, tetapi selain orang-orang yang membuat video untuk lagu-lagu tersebut, album tersebut menjadi sebuah gerakan.

Merilis album pada awal Juni menjadi ciri khas musim panas. Charli menghadirkan nuansa keceriaan dan kegembiraan yang didambakan media. Lagu-lagunya berisi lirik tentang budaya berpesta, rasa tidak aman pribadi, perasaan kompetitif, refleksi tentang peran sebagai ibu, dan dinamika hubungan. Keaslian album, sambil tetap mempertahankan nuansa ceria dan ceria, membuatnya lebih menyenangkan dan mencerminkan jenis budaya yang telah diciptakan di sekitarnya.

Sumber