Di tengah kesepakatan pertahanan, jangan lupakan janji Prabowo kepada rakyat Indonesia

Pakta pertahanan baru antara Australia dan Indonesia diharapkan dapat meningkatkan keamanan regional. Namun di tengah hiruk pikuk diplomatik, jangan lupa: semua politik bersifat lokal.

Bagi presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, banyak hal akan bergantung pada apakah ia dapat memenuhi janjinya untuk meningkatkan kehidupan rakyat Indonesia sehari-hari. Australia dapat membuat perbedaan di sini, dan dengan demikian semakin memperkokoh salah satu hubungan internasionalnya yang paling penting.

Subianto mulai menjabat pada bulan Oktober ini dengan janji-janji berani untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan pajak, dan memberantas kemiskinan ekstrem.

Inti dari rencananya adalah meluncurkan program makan siang gratis di sekolah yang ambisius. Ini bisa menjadi pengubah permainan bukan hanya bagi Prabowo tetapi juga bagi jutaan anak sekolah yang mewakili masa depan negara mereka. Dan Australia memiliki kapasitas dan rekam jejak untuk menjadi mitra utama.

Meskipun ada kekhawatiran mengenai biaya dan korupsi, program tersebut akan terus berlanjut dengan alokasi dana sebesar A$6,8 miliar dalam anggaran tahun depan. Penandatanganan Peraturan Presiden tentang Badan Gizi Nasional oleh Presiden Widodo pada pertengahan Agustus – yang bertanggung jawab langsung kepadanya – membuat program ini menjadi lebih penting.

Bagi masyarakat Indonesia, program ini bukan hanya sekadar paket makanan, tetapi merupakan upaya yang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi kekurangan gizi, terhambatnya pertumbuhan balita, kerawanan pangan, perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi.

Keberhasilannya dapat mengubah masyarakat Indonesia dan menjadi sebuah pencapaian penting.

Bagi para pemimpin baru, memenuhi janji ini bukan sekadar kewajiban – ini adalah momen yang menentukan.

Menyampaikan program ini secara efektif akan menjadi tantangan besar. Program ini memerlukan dukungan dan kolaborasi lintas berbagai bagian pemerintahan dan reformasi inovatif terhadap mekanisme pemerintahan yang tidak efisien dan kuno untuk memberikan dukungan.

Yang terpenting, menjaga transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas utama.

Australia memiliki kredibilitas dan rekam jejak untuk memainkan peran penting dalam mendukung upaya ini.

Pada tahun 2010, Presiden Yudhoyono membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), sebuah lembaga pemikir antarpemerintah yang dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono yang berfokus pada reformasi program perlindungan sosial Indonesia. TNP2K dan agenda reformasinya telah meraih keberhasilan besar. Dukungan Australia sangat penting – mendatangkan pakar-pakar terbaik yang tidak dapat dibiayai oleh pemerintah Indonesia, mendukung proyek percontohan, membiayai studi uji coba terkontrol acak untuk menentukan apa yang paling berhasil, dan memanfaatkan mitra-mitra internasional utama seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.

Di bawah Presiden Widodo, wakil presiden Kalla dan Amin terus memimpin TNP2K, dengan dukungan kuat Australia yang terbukti krusial bagi keberhasilannya yang berkelanjutan.

Kisah sukses ini menyoroti dampak Australia dan membuktikan bagaimana kolaborasi yang efektif dapat memajukan agenda pemerintah Indonesia. Ini adalah cetak biru untuk kemitraan di masa mendatang, yang menunjukkan dukungan strategis dan peka terhadap konteks tidak hanya mendorong reformasi yang berdampak tetapi juga memperkuat tata kelola.

Kini, saatnya bagi Australia untuk melangkah maju sekali lagi dan mendorong perjalanan transformatif Indonesia ke depan. Dengan memperkuat tim pelaksana, menyesuaikan program dengan kebutuhan lokal, dan memastikan pemantauan yang ketat, Australia dapat membangun sejarah kemitraan yang sukses. Berkolaborasi dengan mitra internasional, memamerkan pencapaian secara global, dan memanfaatkan inovasi Australia di bidang pertanian dan teknologi pangan akan memperkuat dampak program.

Australia juga meluncurkan inisiatif yang sama, program makanan sekolah gratis, yang kini dalam tahap persiapan. Perjalanan bersama ini menawarkan kesempatan unik bagi kedua negara untuk berkolaborasi, bertukar wawasan, dan menyempurnakan strategi.

Subianto akan mempercayakan program makan siang gratis kepada Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Langkah ini sejalan dengan preseden yang telah ditetapkan di Indonesia, di mana Wakil Presiden mengambil peran kunci dalam mengoordinasikan reformasi perlindungan sosial – peran yang didukung secara aktif oleh Australia. Raka secara aktif mengawasi proyek percontohan program makan siang gratis dan ingin belajar dari implementasi yang berhasil di negara lain.

Kemitraan pembangunan Australia-Indonesia 2024-2028 merupakan kolaborasi dinamis yang dibangun atas dasar rasa hormat dan dirancang untuk mendorong kemajuan ekonomi dan sosial. Menyelaraskan dukungan dengan pertumbuhan Indonesia dan kebutuhan para pemimpinnya akan menjadi hal yang krusial bagi kemitraan yang sukses dan bermakna.

Ujian sesungguhnya bagi Subianto tidak terletak pada aliansi militer, tetapi pada kehidupan sehari-hari rakyatnya. Janjinya untuk menyediakan program makan siang gratis di sekolah merupakan jalur penyelamat untuk mengubah masa depan anak-anak Indonesia. Meskipun keamanan sangat penting, pengembangan potensi bangsalah yang membentuk hubungan terdalam dan paling langgeng antara Australia dan Indonesia.

Sumber