Anindya Bakrie Dilantik Jadi Ketua Umum Kadin, Ditolak Pimpinan Sidang

Jakarta. Eksekutif bisnis ternama Anindya Bakrie diangkat menjadi ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) pada hari Sabtu, yang langsung memicu penentangan dari ketua saat ini, Arsjad Rasjid, yang menolak untuk mengundurkan diri.

Arsjad mengecam “musyawarah nasional luar biasa” yang digelar di sebuah hotel di Jakarta, menyebutnya tidak sah dan bertentangan dengan asas-asas organisasi Kadin.

Kongres tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 28 dari 38 cabang Kadin di tingkat provinsi. Namun, kubu Arsjad mengklaim sedikitnya 21 cabang Kadin di tingkat provinsi secara terbuka menentang acara tersebut.

Arsjad telah mengamankan kursi pimpinan Kadin secara aklamasi dalam kongres nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 30 Juni 2021, di mana Anindya menjadi satu-satunya penantangnya. Masa jabatannya baru akan berakhir pada Juni 2026.

“Kongres tersebut telah dilaksanakan dengan melanggar sepenuhnya AD/ART Kadin dan ketentuan organisasi, oleh karena itu kami jajaran pimpinan Kadin Indonesia menyatakan bahwa kongres luar biasa tersebut tidak sah,” demikian pernyataan kubu Arsjad.

Masih belum jelas apakah peserta kongres memiliki alasan substansial untuk berupaya mencopot Arsjad dari jabatannya.

Muhalim Djafar Litty, Ketua Kadin Gorontalo, menyuarakan dukungannya terhadap Arsjad dan menolak legitimasi kepemimpinan baru.

“Kadin Indonesia tidak mengakui apa yang disebut dengan musyawarah nasional luar biasa atau pergantian pimpinan tengah periode, kecuali jika pimpinan yang sedang menjabat melanggar hukum atau mengundurkan diri atas kemauan sendiri,” kata Muhalim.

21 cabang provinsi yang menentang kongres tersebut antara lain Bengkulu, Yogyakarta, Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, Barat Papua, Papua Barat Daya, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.

Namun, taipan bisnis sekaligus tokoh Kadin Bambang Soesatyo berpendapat, pergantian kepemimpinan bisa terjadi sewaktu-waktu jika diminta oleh mayoritas pengurus daerah.

“Kami hanya memfasilitasi aspirasi mayoritas pengurus daerah,” kata Bambang yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, lembaga legislatif tertinggi di negara ini.

Politik yang Sedang Berlangsung
Nurdin Halid, yang memimpin kongres, menuding Arsjad melanggar prinsip imparsialitas Kadin.

“Kadin adalah organisasi independen. Kadin bukan milik pemerintah atau entitas politik mana pun,” kata Nurdin, meski tidak menjelaskan lebih lanjut dugaan pelanggaran tersebut. Arsjad baru-baru ini memimpin kampanye presiden untuk Ganjar Pranowo, yang kalah dalam pemilihan umum Februari lalu.

Dalam pidato penerimaannya, Anindya, putra pengusaha sekaligus mantan Ketua Umum Kadin Aburizal Bakrie, menyampaikan pesan rekonsiliasi. Ia juga berjanji akan memperkuat kemitraan antara Kadin dan pemerintah.

“Ini dinamika yang wajar dalam organisasi mana pun, dan mudah-mudahan ini akan membuat Kadin semakin kuat. Bagi yang sudah bergabung, mari kita bekerja sama. Bagi yang belum bergabung, pintu selalu terbuka,” kata Anindya.

Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani hadir dalam kongres tersebut, yang menunjukkan dukungannya kepada Anindya. Rosan, yang menjabat sebagai Ketua Umum Kadin sebelum Arsjad, pernah memimpin tim kampanye presiden Prabowo Subianto, yang memenangi pemilihan umum.

Tag: Kata Kunci:

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here