Pejabat Indonesia dan Prancis, beserta perwakilan industri dan pakar, bertemu di Jakarta Pusat pada 11 September 2024, untuk membahas pembangunan dan dukungan operasional untuk dua kapal selam Scorpène Evolved yang akan dioperasikan oleh Angkatan Laut Indonesia (TNI AL). Pertemuan tersebut menandai tonggak penting dalam kesepakatan kedua negara untuk membangun dua kapal selam Scorpène Evolved di Indonesia.
Menurut Berita Angkatan Laut sumber di Jakarta, pertemuan yang diselenggarakan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) tersebut, berfokus pada sejumlah topik utama, termasuk jadwal pembangunan kedua kapal selamprogram pelatihan bagi personel TNI AL, pengadaan sistem persenjataan, dan infrastruktur pendukung.
Terkait pembangunan, Naval Group memastikan akan memberikan bantuan teknis menyeluruh kepada BUMN pembuat kapal selam, PT PAL Indonesia, yang akan membangun kapal selam di Surabaya, Jawa Timur.
Sebagai bagian dari kolaborasi tersebut, kedua perusahaan tengah berunding untuk mendirikan kantor manajemen proyek yang akan berfungsi sebagai pusat pengambilan keputusan dan pengawasan, guna memastikan kedua pembuat kapal mempertahankan koordinasi tingkat tinggi selama proses konstruksi.
Selain itu, untuk mempercepat keseluruhan proses pengiriman, pengerjaan Scorpène kedua akan dimulai tanpa harus menunggu yang pertama selesai. Pembangunan kapal selam kedua akan berbarengan dengan yang pertama, sehingga memungkinkan keduanya untuk maju secara bersamaan, tetapi dengan permulaan yang bertahap dan tanggal penyelesaian yang berbeda.
Menariknya, ada indikasi bahwa Naval Group dan PT PAL telah membahas gagasan untuk bersama-sama meningkatkan tiga kapal selam kelas Type-209/Jang Bogo buatan Korea Selatan milik TNI AL.
Terkait pelatihan, dibahas pula beberapa hal seperti kurikulum atau skema beserta fasilitas pendukung dan simulator yang diperlukan untuk mempersiapkan awak Scorpène TNI AL di masa mendatang. Sementara pelatihan awal awak akan dilakukan di Prancis, ada rencana untuk memberikan lebih banyak kesempatan pelatihan di dalam negeri pada tahap akhir proyek.
Sebagai sebelumnya dilaporkan oleh Berita Angkatan LautTNI AL bermaksud untuk membeli Black Shark dan torpedo kelas berat F21 yang lebih modern serta rudal jelajah Exocet SM39 yang diluncurkan dari kapal selam untuk melengkapi armada Scorpène. Idealnya, persenjataan ini akan dibeli sebelum kedua kapal selam tersebut dikirim untuk memastikan kesiapan tempur mereka saat mulai beroperasi.
Naval Group, PT PAL, dan TNI AL juga telah memulai diskusi untuk meningkatkan infrastruktur pendukung utama tertentu. Peningkatan ini ditujukan untuk mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan kapal selam baru, memastikan bahwa infrastruktur di Indonesia dapat mendukung kebutuhan unik kapal canggih tersebut, termasuk yang terkait dengan konfigurasi Baterai Lithium-Ion (LIB) secara penuh.
Kekhawatiran Geopolitik
Menurut siaran pers resmi, dalam FGD tersebut, Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muhammad Ali, menggarisbawahi urgensi yang semakin meningkat untuk memperluas dan memodernisasi kekuatan kapal selam Indonesia. Menekankan perkembangan yang cepat dan kompleks dalam “lingkungan strategis (keamanan) global dan regional”, laksamana tersebut menekankan bahwa peningkatan kemampuan kapal selam TNI AL lebih penting dari sebelumnya.
Lebih lanjut, Laksamana Ali yang sebelumnya bertugas di Korps Kapal Selam menegaskan bahwa upaya modernisasi harus dilakukan secara komprehensif. Tidak hanya fokus pada perolehan platform baru, tetapi juga aspek yang lebih luas termasuk sumber daya manusia, struktur organisasi, dan fasilitas pendukung. TNI AL juga harus meng-upgrade armada kapal selam yang sudah ada, kata Laksamana Ali. ditambahkan.
Sebagai informasi, TNI AL menargetkan mengoperasikan minimal 12 kapal selam.
Perburuan Kapal Selam Sementara
Dalam beberapa kesempatan, pejabat Indonesia telah disampaikan rencana untuk memperoleh kapal selam sementara yang dapat diserahkan sebelum pengiriman Scorpène Evolved. Dengan pandangan ini, dan mempertimbangkan fakta bahwa PT PAL akan sepenuhnya disibukkan dengan pembangunan Scorpène dan tidak ada galangan kapal lain di Indonesia yang mampu membangun kapal selam, hampir dapat dipastikan bahwa kapal selam sementara akan dibangun di luar negeri.
Menurut laporan dan Berita Angkatan Laut sumber, TNI AL telah menerima tawaran dari beberapa negara, antara lain Italia (U212 NFS), Jerman (Type 214), China (S26T/Yuan-class), dan Turki.
Kapal selam sementara dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan bawah air dan kesiapan operasional TNI AL selama periode menjelang pengenalan armada Scorpène Evolved.
Namun, tampaknya program kapal selam sementara belum menerima persetujuan anggaran. Salah satu kemungkinan alasannya adalah karena prioritas yang lebih tinggi diberikan kepada proyek akuisisi besar lainnya yang sudah berjalan seperti dua Fregat kelas Thaon di Revel dari Italia.