Indonesia luncurkan pabrik peleburan alumina senilai 1 juta

JAKARTA (Reuters) – Presiden Indonesia Joko Widodo meresmikan kilang alumina smelter senilai $941 juta yang dijalankan oleh perusahaan tambang negara Aneka Tambang (Antam) dan produsen aluminium milik negara Inalum di provinsi Kalimantan Barat pada hari Selasa.

Kapasitas produksi kilang tersebut adalah 1 juta metrik ton alumina per tahun, yang akan menyerap 3,3 juta ton input bauksit.

Indonesia yang kaya sumber daya alam sangat ingin mengembangkan industri pengolahan mineral dalam negeri daripada mengekspor bijih mentah. Negara ini telah berhasil menarik investasi besar-besaran untuk pabrik pengolahan nikel sejak melarang ekspor nikel mentah pada Januari 2020.

Indonesia melarang ekspor bauksit, bahan baku aluminium, tahun lalu dengan harapan dapat meniru keberhasilan nikel.

“Kebutuhan aluminium dalam negeri 1,2 juta ton, 56% diimpor, sementara bahan bakunya ada. Kalau semua itu sudah selesai, impor bisa dihentikan,” kata Jokowi, panggilan akrab presiden itu, dalam sambutannya.

Perusahaan tersebut berencana untuk memperluas kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 1 juta ton lagi dan membangun pabrik aluminium untuk memproses lebih lanjut hasil alumina, menurut Hendi Prio Santoso, kepala eksekutif MIND ID, perusahaan induk Inalum dan Antam.

Pembangunan pabrik alumina tahap kedua kemungkinan akan menelan biaya investasi sekitar $900 juta lagi, sementara pabrik aluminium mendatang diperkirakan menelan biaya $2 miliar, imbuh Hendi.

(Laporan oleh Bernadette Christina dan Stanley Widianto; Penulisan oleh Fransiska Nangoy; Penyuntingan oleh Christian Schmollinger, Rashmi Aich dan Mrigank Dhaiwala)

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here