Tanah longsor yang dipicu oleh hujan menyebabkan 12 orang tewas dan 2 orang hilang di tambang emas ilegal di Indonesia

SUNGAI ABU, Indonesia — Lumpur, medan terjal dan kurangnya telekomunikasi menghambat upaya penyelamatan pada hari Sabtu setelah tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat menghantam operasi penambangan emas tidak sah di Pulau Sumatera, Indonesia, menewaskan sedikitnya 12 orang.

Penduduk desa sedang menggali butiran emas di desa terpencil di kabupaten Solok, provinsi Sumatera Barat ketika lumpur jatuh di perbukitan sekitarnya dan mengubur mereka pada hari Kamis.

Beberapa orang berhasil melarikan diri dan beberapa berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat, kata kepala badan pencarian dan penyelamatan setempat Abdul Malik. Sebelas orang terluka.

Malik mengatakan tim penyelamat menemukan 12 jenazah, merevisi jumlah korban tewas sebelumnya sebanyak 15 orang setelah para pejabat menemukan bahwa kurangnya komunikasi dan terpencilnya desa telah mempengaruhi penghitungan jumlah korban. Dua orang lainnya diyakini masih hilang di bawah berton-ton lumpur, katanya.

Tim penyelamat sebelumnya mengatakan lokasi kerusakan hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki selama empat jam dari pemukiman terdekat.

“Upaya pertolongan bagi korban tewas dan hilang terhambat oleh medan yang berat dan jalan yang tertutup lumpur tebal dan puing-puing,” kata Malik, seraya menambahkan bahwa banyak warga juga tidak ingin orang luar, termasuk petugas SAR, memasuki wilayah pertambangan tradisional mereka.

Operasi pertambangan informal merupakan hal yang umum di Indonesia, sehingga memberikan penghidupan yang terbatas bagi ribuan orang yang bekerja dalam kondisi yang berisiko tinggi mengalami cedera serius atau kematian.

Tanah longsor, banjir, dan runtuhnya terowongan hanyalah beberapa bahaya yang dihadapi para penambang. Sebagian besar pengolahan bijih emas melibatkan merkuri dan sianida yang sangat beracun dan para pekerja sering kali hanya menggunakan sedikit atau tanpa perlindungan sama sekali.

negara itu kecelakaan besar terkait pertambangan terakhir terjadi pada bulan Juli ketika tanah longsor menimpa sebuah tambang emas tradisional ilegal di provinsi Gorontalo di pulau Sulawesi, menewaskan sedikitnya 23 orang.

Pada bulan April 2022 a tanah longsor menimpa tambang emas lainnya di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, menewaskan 12 perempuan.

Pada bulan Februari 2019, sebuah bangunan kayu darurat di sebuah tambang emas ilegal di provinsi Sulawesi Utara runtuh sebagian disebabkan oleh pergeseran tanah. Lebih dari 40 orang terkubur.

___

Penulis Associated Press Niniek Karmini di Jakarta, Indonesia, berkontribusi untuk laporan ini.

dikatakan

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here