Apa itu pernikahan yang menyenangkan? 5 Hal Tentang Praktik Ilegal Perempuan Menikahi Sementara Turis Laki-Laki | Sedang tren

Tren ilegal yang meresahkan Indonesia hukum telah memicu kekhawatiran dan kecaman secara online. Perempuan di beberapa desa di Indonesia menjadi istri sementara bagi wisatawan laki-laki dengan imbalan mahar. Kabarnya, para perempuan tersebut melakukan tindakan ini, yang disebut sebagai “perkawinan yang menyenangkan”, untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarga mereka.

Seorang wanita mengatakan dia melakukan pernikahan untuk kesenangan sebanyak 15 kali, yang pertama terjadi saat dia berusia 17 tahun. (Pexels)
Seorang wanita mengatakan dia melakukan pernikahan untuk kesenangan sebanyak 15 kali, yang pertama terjadi saat dia berusia 17 tahun. (Pexels)

Industri yang berkembang

Menurut Los Angeles Times (LA Times)pernikahan untuk kesenangan telah berubah menjadi industri yang berkembang pesat, meningkatkan pariwisata dan perekonomian lokal.

Yayan Sopyan, seorang profesor hukum keluarga Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Jakarta, mengatakan kepada LA Times bahwa beberapa perempuan desa menjadikan praktik ini sebagai profesi karena prospek ekonomi yang buruk. “Kami melihat sekarang praktik ini semakin meluas,” katanya. “Pariwisata memenuhi kebutuhan ekonomi ini.”

Sebelumnya, keluarga-keluarga tersebut sering mendorong remaja putri demi “kesenangan pernikahan”. Namun, broker atau lembaga kini menangani semuanya, mengubahnya menjadi operasi yang dilembagakan.

Cahaya: Pengantin pernikahan yang menyenangkan

Berbicara kepada LA Times, Cahaya (nama diubah) membuka diri untuk menjadi bagian dari praktik ini sejak dia berusia 17 tahun. Pernikahan pertamanya adalah dengan seorang pria berusia 50-an dari Arab Saudi dengan mahar $850. Selama bertahun-tahun, dia telah menikah 15 kali.

Dia menikah dengan teman sekelasnya pada usia 13 tahun, tetapi ketika kakek dan neneknya mengetahui tentang seorang turis pria yang sedang mencari pengantin sementara, mereka mendorongnya untuk ikut serta. Suaminya kemudian menceraikannya, meninggalkannya untuk mengurus dirinya sendiri dan putrinya. Tanpa melihat jalan keluarnya, ia menjadikan praktik ini sebagai profesinya.

Pengalaman mengerikannya tidak berakhir di sini, karena salah satu suami sementaranya membawanya ke Arab Saudi. Dia menawarinya mahar $2000, dengan bagiannya $1300 dan tunjangan bulanan $500. Namun, ketika dia sampai di negara Timur Tengah, pria tersebut mulai memperlakukannya seperti budaknya – meremehkannya, menendangnya, dan memaksanya melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa bayaran.

Dia dilaporkan mencoba melarikan diri beberapa kali tetapi gagal. Terakhir, ia menghubungi Budi Priana, pria yang pertama kali mengenalkannya pada broker saat ia terjun ke profesi ini. Ia memohon kepada Kedutaan Besar Saudi di Jakarta dan kementerian lain di Indonesia untuk membantu Cahaya kembali pulang. Akhirnya, dia bisa kembali ke rumah, tapi sebelumnya dia mencoba bunuh diri, sehingga kasusnya bisa diselesaikan dengan kedutaan.

Budi Priana: “Bukan Broker Tapi Penghubung”

Budi Priana saat berbincang dengan LA Times mengatakan, dirinya bukan calo melainkan hanya sekedar penghubung antara perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan calon wisatawan dengan bayaran tertentu. Ia menegaskan, mata pencahariannya ia peroleh dari mengemudi, menjalankan warung internet, menjadi juru bahasa, dan berjualan bakso beku.

“Selalu ada gadis-gadis baru yang menghubungi saya untuk mencari pernikahan kontrak, tapi saya katakan kepada mereka bahwa saya bukan agen,” katanya, sambil menambahkan, “Perekonomian semakin buruk, dan mereka sangat putus asa untuk mendapatkan pekerjaan.” Sayangnya, dia bukan satu-satunya, dan banyak orang berpikiran sama.

Ilegal tapi…

Berdasarkan hukum di Indonesia, perkawinan kontrak, seperti halnya pelacur, adalah ilegal. Namun, undang-undang tersebut tidak ditegakkan, sehingga pernikahan kesenangan berubah menjadi sebuah industri.

Ini bukan hanya seks

Kabarnya, ini tidak selalu soal seks. Ada kalanya wisatawan menginginkan pengantin wanita bekerja sebagai pembantu rumah tangga, seperti yang dilakukan Cahaya pada pernikahan pertamanya.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here