Angie Laurentsia, ketua Yayasan Koci Jawa Timur, mengatakan: “Tahun ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan kontes kecantikan ini. Kami terus berkembang dari tahun ke tahun.”
Kontes ini diadakan setiap tahun di 10 dari 37 provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur, mengatakan: “Saya datang setiap tahun ke Koko Cici, dan saya selalu terkesan dengan perkembangannya sejauh ini.”
Tamu kehormatan acara tersebut, yang didampingi oleh istrinya yang juga seorang aktris, Arumi Bachsin, mengatakan Koko Cici merupakan sebuah “perayaan keberagaman Indonesia” dan sebuah “pengingat akan perekat yang menyatukan semua kelompok etnis” di negara ini.
“Ajang ini merupakan bukti kontribusi masyarakat Tionghoa selama berabad-abad terhadap masyarakat kita,” kata Emil.
Emil mencontohkan kuliner yang identik dengan Indonesia seperti bakso (sup bakso) dan lumpia (lumpia), yang berasal dari budaya Peranakan.
“Warisan Indonesia-Tiongkok telah menyatu dengan identitas Indonesia sehingga keduanya kini tidak dapat dibedakan lagi.”
Emil mengatakan, penyelenggaraan kontes kecantikan Koko Cici yang sukses beberapa tahun terakhir menjadi bukti integrasi masyarakat Tionghoa setempat dengan Indonesia. Warga Tionghoa Indonesia juga dapat menjadi jembatan penghubung negaranya dengan masyarakat penutur bahasa Mandarin di seluruh dunia.
Komentarnya muncul di tengah hubungan perdagangan yang lebih erat antara Indonesia dan China dalam beberapa tahun terakhir.
Tiongkok merupakan mitra dagang nomor 1 Indonesia dan sumber investasi asing langsung terbesar kedua. Pada tahun 2023, ekspor Tiongkok ke Indonesia mencapai US$36,4 miliar, sementara pengiriman Indonesia ke ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut bernilai US$66 miliar. Tiongkok telah menginvestasikan total US$30,2 miliar di Indonesia selama lima tahun hingga 2023.
Sherly Angelina, pemenang gelar Cici Jawa Timur 2022 dan kontestan kontes kecantikan Miss Indonesia tahun ini, mengatakan acara tersebut tepat waktu untuk mengantarkan era harapan baru bagi komunitas Tionghoa-Indonesia menjelang pelantikan Presiden terpilih Prabowo pada bulan Oktober.
“Saya yakin komunitas kami akan terus memberikan kontribusi berharga bagi negara, seperti yang selalu kami lakukan.”
Bagi Sherly, Koko Cici menjadi ajang baginya untuk mempromosikan komunitas Tionghoa Indonesia dan memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui kegiatan amal.
Prabowo menegaskan bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut. Namun, ia telah mengakui keterlibatannya dalam penculikan aktivis mahasiswa demokrasi pada tahun yang sama, yang mengakibatkan pemecatan jenderal tersebut dari militer.
Raja Gaudi, seorang tetua masyarakat Tionghoa-Indonesia Surabaya, optimis terhadap masa depan masyarakat tersebut di bawah kepemimpinan Prabowo.
“Prabowo, seperti semua pendahulunya, tidak bersikap rasis terhadap warga Tionghoa Indonesia. Tidak banyak orang di negara ini yang bersikap rasis,” katanya.
Pria berusia 81 tahun itu mengatakan minoritas orang Indonesia yang berprasangka buruk terhadap orang Tionghoa cenderung lebih vokal daripada mayoritas yang toleran tetapi diam.
Hendri Wijaya, 24 tahun, yang menjadi juara kedua pada Koko Cici 2024, mengaku sempat memikirkan cara agar bisa berperan sebagai duta budaya Tionghoa-Indonesia.
“Saya ingin menjadikan misi saya untuk mengenalkan kembali tradisi leluhur kita kepada generasi muda Tionghoa Indonesia, yang sebagian besarnya telah hilang seiring berjalannya waktu.”
Rekan kontestan Michelle Princessilia Heru, 20 tahun, mengatakan komunitas tersebut telah mendapatkan lebih banyak perhatian daring dalam beberapa tahun terakhir, khususnya melalui para influencer Tionghoa-Indonesia.
“Kami telah melihat cukup banyak influencer 'Chindo' (istilah slang yang berarti Tionghoa-Indonesia) dan selebritas internet yang muncul di media sosial, dan itu merupakan tanda positif.”
Di antara influencer Tionghoa-Indonesia yang memiliki jangkauan luas di media sosial adalah Evelyn Hutani, Steven Wongso dan Indah G.
Meskipun para influencer ini biasanya membahas tradisi Peranakan, mereka harus memastikan konten mereka tidak terlalu menyederhanakan sejarah komunitas yang kaya, menurut Michelle.
Kevin Sugiantoro, sekretaris IPTI (Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia) Cabang Jawa Timur, menyatakan optimismenya terhadap masa depan komunitas tersebut di bawah Prabowo.
Mengimbau warga Tionghoa Indonesia untuk menatap masa depan, Sugiantoro berkata: “Yang penting adalah bagaimana kita dapat menjadikan diri kita sebagai anggota masyarakat Indonesia yang baik dan berkontribusi. Saya menghimbau semua warga Tionghoa muda Indonesia untuk menjadikan ini sebagai prioritas.”
Raja Gaudi juga menyerukan agar warga Tionghoa Indonesia mengabdi kepada masyarakat luas di negara ini. Pensiunan ini mengelola Perpustakaan Medayu Agung di Surabaya, sebuah lembaga swasta yang didedikasikan untuk melestarikan buku dan manuskrip tentang sejarah Peranakan Indonesia.
“Penting untuk mewariskan sejarah kepada generasi muda agar mereka tidak lupa.”