Meta memperkenalkan model AI baru 'Movie Gen' yang dapat membuat video realistis dengan suara

Meta telah memperkenalkan Movie Gen, model AI mutakhir yang dirancang untuk membuat klip video dan audio yang sangat realistis sebagai respons terhadap permintaan pengguna. Alat tersebut, yang diklaim Meta menyaingi pemimpin industri seperti OpenAI dan ElevenLabs, menandai perkembangan signifikan dalam media yang dihasilkan AI.

Menurut Meta, Movie Gen dapat menghasilkan klip video berdurasi hingga 16 detik dan klip audio hingga 45 detik, menghasilkan efek visual dan suara yang selaras dengan konten. Dalam postingan blognya, perusahaan tersebut memamerkan contoh kemampuan alat tersebut, termasuk video hewan berenang dan orang-orang yang melakukan tugas kreatif seperti melukis di atas kanvas. Salah satu demonstrasi bahkan menunjukkan AI memasukkan pom-pom ke tangan seorang pria yang berlari melintasi gurun, sementara demonstrasi lainnya mengubah tempat parkir kering menjadi pemandangan penuh genangan air dengan pemain skateboard.

Movie Gen tidak terbatas pada pembuatan konten baru; itu juga dapat digunakan untuk mengedit video yang ada, meningkatkan kemungkinan kreatif bagi pembuat konten. Alat AI juga menghasilkan musik latar dan efek suara, yang selanjutnya meningkatkan kualitas produksi klip.

Meta menyoroti data dari tes buta yang menunjukkan bahwa Movie Gen berkinerja lebih baik dibandingkan penawaran dari pesaing seperti Runway, OpenAI, ElevenLabs, dan Kling. Namun, tidak seperti model bahasa besar Llama, Meta tidak berencana merilis Movie Gen untuk penggunaan pengembang terbuka, dengan alasan perlunya mengevaluasi risiko secara individual untuk setiap model.

Sebaliknya, Meta berencana untuk berkolaborasi langsung dengan industri hiburan dan pembuat konten, memasukkan alat tersebut ke dalam produknya pada tahun depan. Model ini dibangun menggunakan campuran kumpulan data berlisensi dan tersedia untuk umum, kata Meta.

Pengumuman ini muncul pada saat teknologi video AI generatif memicu kegembiraan dan kekhawatiran di Hollywood. Para pembuat film sangat antusias untuk mengeksplorasi bagaimana alat seperti Movie Gen dapat menyederhanakan produksi dan mewujudkan ide-ide inovatif. Namun, banyak yang mewaspadai sistem AI yang dilatih pada karya yang berpotensi memiliki hak cipta, sehingga menimbulkan pertanyaan etika dan hukum. Kontroversi serupa juga terjadi pada model Sora OpenAI, terutama setelah aktris Scarlett Johansson dituduh bahwa suaranya ditiru tanpa izin.

Meskipun OpenAI telah melakukan pembicaraan dengan studio-studio Hollywood tentang potensi kemitraan, belum ada kesepakatan yang diselesaikan. Sementara itu, Lions Gate Entertainment, yang terkenal dengan “The Hunger Games” dan “Twilight”, telah bermitra dengan startup AI Runway, memberikan akses ke perpustakaan filmnya sebagai imbalan atas kemampuan untuk menggunakan model terlatih dalam produksi masa depan.

Selain penerapannya dalam bidang hiburan, pemalsuan yang dihasilkan oleh AI, atau deepfake, telah menimbulkan kekhawatiran secara global, terutama dalam penggunaannya dalam kampanye politik. Anggota parlemen di negara-negara seperti Amerika Serikat, India, Pakistan, dan india telah menyatakan kekhawatirannya mengenai bagaimana AI dapat memengaruhi pemilu melalui pembuatan konten yang menyesatkan.

Meta tidak memberikan rincian spesifik tentang bagaimana rencananya untuk mengatasi masalah tersebut dengan Movie Gen, namun menegaskan bahwa penggunaan alat tersebut akan dipantau secara hati-hati, terutama dalam konteks hiburan.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here