Kebijakan Moneter Indonesia September 2024

Indonesia: Bank Sentral secara tidak terduga menurunkan suku bunga pada bulan September

Pemotongan penilai dimulai lebih awal dari yang diharapkan: Pada pertemuannya pada tanggal 17–18 September, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,00%, yang merupakan penurunan suku bunga pertama sejak tahun 2021. Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility sebesar 25 basis poin masing-masing menjadi 5,25% dan 6,75%. Langkah ini mengejutkan pasar, yang justru mengantisipasi penurunan.

Pemotongan BI karena apresiasi rupiah, inflasi rendah: Faktor domestik utama yang mempengaruhi keputusan Bank Sentral antara lain prospek nilai tukar rupiah yang lebih baik; mata uang tersebut baru-baru ini menguat, dan BI memperkirakan nilai tukar akan menerima dukungan lebih lanjut di masa depan sehubungan dengan prospek pemotongan suku bunga The Fed yang lebih besar dari perkiraan. Selain itu, proyeksi Bank Dunia tetap melihat inflasi berada dalam kisaran target 1,5–3,5% pada tahun 2024 dan 2025, yang menunjukkan prospek harga yang tidak terlalu buruk. Terakhir, langkah BI bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang menurut Bank Dunia masih “solid” namun memerlukan stimulus dari sisi permintaan untuk lebih ditingkatkan.

Penurunan tarif lebih lanjut akan terjadi: Bank Sentral mengindikasikan keterbukaannya terhadap penurunan suku bunga kebijakan di masa depan, bergantung pada inflasi yang rendah, stabilitas dan apresiasi rupiah, serta kebutuhan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, panelis kami melihat penurunan suku bunga tambahan sebesar 25-75 basis poin pada tahun ini. BI kemudian terlihat menurunkan BI-Rate secara bertahap hingga tahun 2025, dengan kecepatan dan waktu siklus pelonggaran kebijakan moneter The Fed menjadi faktor utama yang harus dipantau karena dampaknya terhadap nilai tukar.

BI akan bersidang berikutnya pada 15-16 Oktober.

Wawasan panelis: Analis United Overseas Bank Enrico Tanuwidjaja mengomentari prospek tersebut:

“Keputusan kebijakan moneter BI hari ini jelas menunjukkan pergeseran fokus BI dari sekedar menjaga stabilitas keuangan menjadi mendukung pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pandangan kami kini sedikit bergeser bahwa BI akan melanjutkan siklus penurunan suku bunga bulan depan pada 4Q24 menjadi 5,75%. Pada tahun 2025, kami memperkirakan penurunan kumulatif BI rate sebesar 100bps akan mencapai 4,75% pada akhir tahun depan.”

Analis Nomura mengomentari risiko terhadap keputusan kebijakan BI ke depan:

“Kami pikir BI akan tetap berhati-hati, dan waktu penurunan suku bunga mungkin fleksibel, tergantung pada penilaian BI terhadap risiko eksternal dan aliran masuk modal. Inilah sebabnya kami melihat jeda BI pada bulan November dan Desember, yang mencerminkan ketidakpastian akibat pemilu AS. Pemerintahan baru Presiden terpilih Prabowo juga secara resmi akan mengambil alih kekuasaan pada tanggal 20 Oktober dan transisi tersebut mungkin menambah ketidakpastian. Namun, jika arus masuk modal terus berlanjut selama periode ini (…), maka menurut kami BI dapat melakukan pemotongan lebih awal dengan pendekatan yang terukur.”

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here