Bank Indonesia melakukan intervensi ketika nilai tukar rupiah terus melemah

PELEMAHAN:
Nilai tukar rupiah mengalami penurunan terpanjang yang disebabkan oleh faktor eksternal, seperti ketahanan perekonomian AS dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah

Bank sentral Indonesia turun tangan ke pasar untuk mendukung rupiah yang mengalami penurunan beruntun terpanjang sejak tahun lalu.

Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar spot, non-deliverable forward domestik, dan pasar obligasi untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan mata uang, kata Direktur Eksekutif Manajemen Moneter Bank Sentral Edi Susianto.

“Kepercayaan pasar perlu dijaga,” kata Susianto seraya menambahkan bahwa pelemahan tersebut sebagian besar didorong oleh sentimen eksternal.

Bank Indonesia melakukan intervensi ketika nilai tukar rupiah terus melemah

Foto: Bagus Indahono, EPA-EFE

Komentar Susianto muncul ketika nilai tukar mata uang akan melemah untuk hari keenam berturut-turut. Rupiah dan mata uang emerging market (EM) lainnya berada di bawah tekanan depresiasi, seiring dengan tanda-tanda ketahanan perekonomian AS yang memperkuat dolar AS.

“Perkembangan pasar global kurang menguntungkan bagi mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah, karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan,” kata Susianto.

Mata uang tersebut melemah 1,3 persen menjadi Rp 15.693 per dolar AS kemarin. Mata uang ini telah menguat lebih dari 8 persen pada kuartal ketiga di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan terus melakukan penurunan suku bunga besar-besaran setelah penurunan setengah persentase poinnya baru-baru ini.

BI terlihat mendukung mata uang tersebut pada awal perdagangan, kata para pedagang. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir bank sentral melakukan intervensi di pasar.

Bank sentral Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung rupiah, dengan cadangan devisa yang mendekati rekor tertinggi. Persediaannya mencapai US$149,9 miliar pada bulan lalu, yang mencakup 6,4 bulan impor dan kebutuhan pembayaran utang luar negeri.

Pelemahan nilai tukar rupiah telah mengangkat ekspektasi bahwa BI mungkin akan mempertahankan suku bunga kebijakannya pada pertemuan Rabu pekan depan setelah penurunan suku bunga yang mengejutkan pada bulan lalu.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here