Prabowo Tak Terburu-buru Menaikkan Utang Negara, Kata Wakil Ketua Gerindra

TEMPO.CO, JakartaWakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menegaskan Presiden Terpilih Prabu Subianto tidak akan terburu-buru menaikkan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB). Sebaliknya, dia mengindikasikan bahwa utang tersebut akan meningkat secara bertahap.

“Rasio utang bisa kita naikkan secara perlahan sebesar 1 hingga 2 persen setiap tahunnya,” kata Hashim saat diskusi ekonomi di Menara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) pada Senin, 7 Oktober 2024.

Adik laki-laki Prabowo ini menjelaskan, pendekatan terukur ini diperlukan untuk mendanai program baru pemerintah seperti penyediaan makanan bergizi gratis untuk anak-anak dan ibu hamil serta pembangunan 3 juta unit rumah setiap tahunnya.

“Kami akan menjaga kehati-hatian fiskal sambil menerapkan strategi yang sedikit lebih agresif untuk memenuhi janji kampanye kami,” klaimnya.

Soal target rasio utang, Hashim menegaskan pemerintahan Prabowo mendatang tidak akan melebihi batas rasio utang terhadap PDB yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu 60 persen PDB. Dia menegaskan, tidak akan ada revisi batasan hukum tersebut.

Selain itu, ia menjabarkan rencana peningkatan rasio pendapatan pemerintah terhadap PDB dari 12,7 persen menjadi 23 persen. “Jika target pendapatan ini tercapai, maka rasio utangnya bisa kita tingkatkan secara bertahap,” jelasnya.

CEO Arsari Group juga mencatat bahwa rasio utang Indonesia terhadap PDB pada pemerintahan sebelumnya sangat rendah, tidak melebihi 40 persen PDB. “Kami dianggap underleverage. Kita patut bangga. Ini adalah pencapaian Pak Jokowi dan Ibu Sri Mulyani (Kementerian Keuangan).”

Hashim lebih lanjut membandingkan rasio utang Indonesia terhadap PDB dengan negara-negara lain di kawasan, seperti Malaysia (61 persen), Filipina (57 persen), dan Thailand (54 persen).

Sebelumnya, Prabowo telah mengindikasikan kesediaan untuk meningkatkan rasio utang terhadap PDB hingga 50 persen, dengan syarat pemerintahannya berhasil mendongkrak penerimaan pajak, seperti dilansir Financial Times yang mengutip Hashim Djojohadikusumo.

Dalam wawancara dengan Financial Times di London, Hashim menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat mempertahankan peringkat kredit layak investasi meskipun rasio utang terhadap PDB mencapai 50 persen. “Strateginya adalah meningkatkan pendapatan sekaligus meningkatkan tingkat utang secara bertahap,” ujarnya seperti dilansir Reuters, Kamis, 11 Juli 2024.

Dalam rapat Kadin tersebut, Hasyim yang ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin melalui Munas Luar Biasa, mengklarifikasi pernyataan sebelumnya terkait rasio utang terhadap PDB. Ia mengakui pernyataannya kerap disalah kutip oleh media asing maupun dalam negeri. .

OYUK IVANI S | HAN REVANDA PUTRA

Pilihan Editor: Mendag Zulkifli Hasan: Prabowo Akan Terapkan Birokrasi Mirip Orde Baru

klik disini untuk mendapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News



Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here