Keanggotaan BRICS Dapat Membuka Akses Indonesia terhadap Pinjaman NDB

Jakarta. Kemungkinan keanggotaan Indonesia dalam kelompok BRICS kemungkinan akan membuka akses terhadap sumber pendanaan baru, khususnya dari Bank Pembangunan Baru atau NDB milik aliansi tersebut, menurut seorang analis.

Indonesia baru-baru ini mengumumkan niatnya untuk mendapatkan kursi di BRICS, yang awalnya mempertemukan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. BRICS minggu lalu menjadikan Indonesia sebagai “negara mitra”, sebuah status yang menempatkan Jakarta dalam masa percobaan sebelum dapat menjadi anggota penuh. Ahmad Khoirul Umam, direktur pelaksana lembaga pemikir Paramadina Public Policy Institute, mengatakan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan pendanaan NDB dengan bergabung dengan BRICS.

NDB adalah bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara anggota awal BRICS untuk mendukung secara finansial proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di BRICS dan negara berkembang melalui pinjaman, jaminan, penyertaan modal atau instrumen keuangan lainnya.

.“Bergabungnya Indonesia dengan BRICS akan mendiversifikasi sumber pembiayaan dan investasi kita. BRICS memiliki NDB, yang dapat menjadi alternatif pendanaan untuk proyek infrastruktur dan pembangunan kami. Persyaratannya (untuk pembiayaan NDB) juga tidak terlalu ketat,” kata Umam dalam konferensi virtual, Kamis.

Meskipun Jakarta tidak memiliki keanggotaan BRICS, Tiongkok – yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar dalam aliansi tersebut – sudah menjadi investor besar di Indonesia. Data pemerintah menunjukkan bahwa Tiongkok menginvestasikan sekitar $5,8 miliar di Indonesia dalam sembilan bulan pertama tahun 2024. Hal ini menjadikan Tiongkok sebagai investor asing terbesar ketiga di negara tersebut. China Development Bank juga mendanai sebagian besar pembangunan kereta api berkecepatan tinggi Jakarta-Bandung senilai $7,3 miliar. Umam berkata: “Dalam hal investasi, kami sudah condong ke BRICS, khususnya Tiongkok.”

Awal pekan ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov berbicara tentang pinjaman NDB sebagai salah satu manfaat ekonomi yang bisa dinikmati Jakarta sebagai negara mitra BRICS dan khususnya sebagai anggota penuh. Beberapa bulan yang lalu, NDB menandatangani perjanjian pinjaman senilai 5 miliar Rands (hampir $284,5 juta) dengan perusahaan angkutan barang Afrika Selatan, Transnet, untuk memodernisasi sektor kereta barang di negara tersebut.

“NDB telah menyalurkan puluhan miliar dolar Amerika ke negara-negara anggota BRICS. Mungkin Indonesia sebagai anggota – atau bahkan sebagai negara mitra – dapat memanfaatkan potensi NDB ini,” kata Tolchenov kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Keanggotaan BRICS Dapat Membuka Akses Indonesia terhadap Pinjaman NDB
Menteri Luar Negeri Sugiono berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di sela-sela KTT BRICS Plus di Kazan pada 24 Oktober 2024. (Foto Milik Kementerian Luar Negeri)

Menurut situs resmi bank tersebut, NDB sejauh ini telah menyetujui pendanaan senilai $32,8 miliar. Uang itu disalurkan ke 96 proyek. BRICS dimulai dengan lima negara anggota awal yang disebutkan di atas, dan telah berkembang dengan penambahan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Arab Saudi belum menjadi anggota resmi BRICS meskipun telah diundang untuk bergabung dalam kelompok tersebut. Pada tahun 2021, Bangladesh menjadi negara pertama di luar anggota pendiri BRICS yang menjadi bagian dari NDB. Keanggotaan bank ini terbuka untuk negara-negara anggota PBB.

Presiden yang baru dilantik, Prabowo Subianto, mengutus Menteri Luar Negerinya Sugiono untuk menghadiri KTT BRICS Plus baru-baru ini di kota Kazan, Rusia. Pada saat itulah Indonesia mengumumkan upayanya untuk mendapatkan kursi di meja BRICS. Dalam perjalanan menteri luar negeri pertamanya, Sugiono bertemu dengan Presiden NDB Dilma Roussef. Ia bahkan sempat mengungkit program makan siang khas Prabowo dalam perbincangan tersebut.

Sebagai referensi, Prabowo berupaya memberikan makan siang gratis bagi pelajar Indonesia di seluruh tanah air. Makanan bergizi ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting nasional di Indonesia, yang mencapai 21,5 persen pada tahun lalu. NDB sudah meminta Indonesia menjadi anggota pada tahun 2022.

Keanggotaan BRICS Dapat Membuka Akses Indonesia terhadap Pinjaman NDB
Menteri Luar Negeri Sugiono mengadakan pembicaraan dengan Presiden New Development Bank (NDB) Dilma Rousseff di sela-sela KTT BRICS Plus di Kazan pada 23 Oktober 2024. (Foto Milik Kementerian Luar Negeri)

Tag: Kata Kunci:

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here