Pada bulan Maret 2011, dunia musik dihebohkan ketika Beyoncé memutuskan untuk berpisah dengan ayahnya, Mathew Knowles, yang telah mengatur karirnya sejak awal.
Terlepas dari hubungan pribadi mereka, Beyoncé menjelaskan bahwa perpecahan itu murni profesional, tetapi ceritanya berubah ketika Mathew segera membawa kasus ini ke pengadilan. Ikatan mereka yang erat dan rumit menyebabkan kesetiaan keluarga dan perselisihan profesional, menimbulkan banyak pertanyaan selama bertahun-tahun.
Mathew Knowles adalah tokoh pendiri karir musik Beyoncé, membantunya membangun Destiny's Child bersama Kelly Rowland, LaTavia Roberson, dan LeToya Luckett. Pada saat itu, Mathew bekerja sebagai penjual peralatan medis, tetapi dia meninggalkan karier stabilnya untuk mengelola girl grup tersebut, dan mengambil tanggung jawab penuh atas kesuksesan mereka.
Dia memainkan peran utama dalam mendapatkan kesepakatan rekaman dan membimbing arah musik grup, mendorong para anggota untuk menyempurnakan keahlian mereka. LaTavia Roberson, mantan anggota Destiny's Child, berbagi bahwa Mathew bisa bersikap tegas, dengan mengatakan, “Mathew tidak berbasa-basi dan mungkin sulit menerima kritik seperti itu ketika Anda masih kecil. Kami akan berusaha untuk tidak membiarkannya menghancurkan kami.”
Di bawah kepemimpinan Mathew, Anak Takdir kemudian mencapai ketenaran internasional, namun seiring berjalannya waktu, hubungan ayah-anak mereka menghadapi tantangan karena dinamika bisnis dan keluarga semakin sulit dipisahkan.
Pada bulan Maret 2011, Beyoncé mengumumkan bahwa ayahnya tidak lagi mengelola kariernya. Meskipun keputusan tersebut mengejutkan penggemar, dia menyatakan bahwa keputusan tersebut sangat profesional dan tidak memengaruhi hubungannya dengan pria tersebut.
“Saya hanya berpisah dengan ayah saya karena alasan bisnis. Dia adalah ayahku seumur hidup, dan aku sangat mencintai ayahku. Saya berterima kasih atas semua yang telah dia ajarkan kepada saya,” kata Beyoncé dalam wawancara eksklusif dengan Majalah Us.
Keputusan ini merupakan perubahan yang signifikan, karena Mathew telah mengelola Beyonce sejak awal karirnya. Ia menyatakan bahwa ia mengamati orang tuanya sebagai wirausahawan pekerja keras dan ingin mengikuti jejak mereka dengan menjalankan kariernya secara mandiri. Menyusul keputusan ini, Beyoncé mendirikan perusahaannya sendiri, Parkwood Entertainment, yang terus mengelola proyeknya.
Tak lama setelah perpecahan, Mathew Knowles mengajukan gugatan, menuduh bahwa Live Nation Entertainment, sebuah perusahaan hiburan besar, telah mempengaruhi keputusan Beyoncé.
Berdasarkan pengaduan hukum tersebut, Mathew mengaku Live Nation yakin Beyonce bahwa dia telah menyalahgunakan dana dari turnya baru-baru ini. Mathew membantah tuduhan tersebut dan meminta izin untuk menanyai eksekutif Live Nation untuk mengklarifikasi urusan bisnisnya dengan putrinya.
Laporan pada saat itu menunjukkan bahwa Beyoncé telah menyewa sebuah perusahaan audit untuk memeriksa keuangannya, dan audit tersebut diduga menemukan perbedaan dalam dana tur. Berdasarkan informasi tersebut, Beyoncé memilih untuk maju tanpa manajemen ayahnya, namun ia tetap menegaskan bahwa pilihan tersebut semata-mata tentang bisnis dan tidak berdampak pada ikatan pribadi mereka.
BACA JUGA: Kelly Clarkson Mengambil alih Halloween Dengan Bertransformasi Secara Sempurna Menjadi Jus Kumbang