ISTANBUL — Produsen kendaraan lapis baja lokal FNSS telah meluncurkan kendaraan pengangkut personel lapis baja bekerja sama dengan Pindad Indonesia, melanjutkan kerja sama yang sebelumnya dilakukan oleh kedua vendor tersebut dalam membuat tank ukuran sedang untuk negara Asia Tenggara.
Para eksekutif perusahaan meluncurkan desain konseptual untuk kendaraan pengangkut pasukan, yang dijuluki “Kaplan,” di pameran senjata Saha Expo di sini pada akhir Oktober.
Manufaktur direncanakan akan dimulai pada tahun 2025, dengan unit pertama diproduksi di fasilitas FNSS di Turki, disusul unit kedua di Indonesia yang diproduksi di fasilitas PT Pindad. Pengiriman diharapkan dilakukan pada akhir tahun 2026, dengan waktu yang ditentukan oleh kebutuhan spesifik Angkatan Darat Indonesia, kata perusahaan tersebut.
Baik FNSS maupun PT Pindad akan melakukan uji kualifikasi di negaranya masing-masing untuk memastikan standar kinerja dan kualitas.
Dirancang untuk pengoperasian di segala medan dan segala cuaca, kendaraan Kaplan akan menampilkan sistem suspensi canggih untuk mengurangi getaran internal dan meningkatkan traksi, menurut perusahaan. Kendaraan ini akan mendukung infrastruktur elektronik arsitektur terbuka, yang dirancang untuk memungkinkan integrasi teknologi baru.
Ada ruang untuk 13 penumpang di dalam Kaplan, termasuk tiga awak – seorang pengemudi, seorang penembak dan seorang komandan.
Pada upacara peresmian di sini, kepala eksekutif FNSS Nail Kurt mengatakan kendaraan ini akan menjadi salah satu yang tercepat di kelasnya, dengan kecepatan tertinggi lebih dari 70 kilometer per jam.
Untuk lebih meningkatkan kemampuan bertahan hidup awaknya, kendaraan ini akan dilengkapi sistem pencegah kebakaran otomatis, sistem pertahanan CBRN, dan pengatur suhu, semuanya dalam lingkungan internal yang tertutup, kata perusahaan tersebut.
Sedangkan untuk persenjataan, desain modularnya akan memungkinkan integrasi sistem menara berawak atau tak berawak, dengan kemampuan memasang berbagai kaliber, termasuk senjata 30 mm dan 35 mm, serta mortir 120 mm dan peluru kendali anti-tank.
Cem Devrim Yaylali adalah koresponden Turki untuk Defense News. Dia adalah seorang fotografer kapal militer yang rajin dan memiliki hasrat untuk menulis tentang masalah angkatan laut dan pertahanan. Ia lahir di Paris, Prancis, dan tinggal di Istanbul, Turki. Ia menikah dan memiliki satu anak laki-laki.