Kisah sukses di antara rekan-rekan mereka dan banyaknya aplikasi investasi yang mudah digunakan memikat semakin banyak generasi muda Indonesia untuk memasuki pasar saham, namun ada pula yang menyadari bahwa risiko dan peluang berjalan beriringan.
Menurut laporan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor, atau orang yang memegang Single Investor Identification (SID), mencapai 14,21 juta pada 22 Oktober, naik 17 persen sejak awal tahun, dan 55 persen dari total investor. mereka sekarang berusia di bawah 30 tahun.
“(Hal ini) menunjukkan semakin besarnya minat terhadap pasar modal di kalangan generasi muda,” demikian isi laporan yang dipublikasikan di akun Instagram OJK pada 25 Oktober.
Banyak generasi baru yang aktif memilih saham dibandingkan mempercayakan dananya ke reksa dana.
Salah satu investor tersebut adalah Isya Yusril, pengusaha berusia 27 tahun yang mulai terjun di pasar modal tujuh tahun lalu. Apa yang membuatnya tertarik pada saham adalah seseorang dapat berinvestasi dengan jumlah yang sedikit.
“Saya hanya perlu memiliki setidaknya Rp 100.000 (US$6,36) untuk memulai. (Alasannya) saya suka berinvestasi di pasar modal karena tidak banyak kendala bagi anak muda yang tidak punya banyak uang,” ujarnya. Jakarta Post pada hari Selasa.
Ia mengaku mengalami kerugian investasi dan imbal hasil yang rendah pada tahun-tahun awalnya.