Indonesia sukses uji coba kereta api diesel dengan campuran minyak sawit 40 persen

JAKARTA (Agencies / Jakarta Post-ANN): Indonesia telah berhasil melakukan uji coba pertama lokomotif diesel yang menggunakan bahan bakar mengandung 40 persen minyak sawit, sebagai bagian dari langkah pemerintah untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar biodiesel berbasis kelapa sawit di berbagai jenis transportasi.

Program yang dikenal sebagai Biodiesel 40 (B40) ini menguji kelayakan bahan bakar yang lebih bersih yang terdiri dari 40 persen metil ester asam lemak (FAME) yang berasal dari minyak kelapa sawit mentah dan 60 persen solar berbahan bakar fosil. Campuran ini bertujuan untuk menyediakan sumber bahan bakar alternatif bagi kendaraan.

Dijalankan secara kolaboratif oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan operator kereta api milik negara PT KAI, uji coba pada hari Senin menggunakan kereta Bogowonto dalam perjalanan antara stasiun Lempuyangan di Yogyakarta dan stasiun Pasar Senen di ibu kota Jakarta.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa, Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, uji coba tersebut bertujuan untuk menguji ketahanan genset kereta Bogowonto selama 1.200 jam.

Dengan estimasi durasi 22 jam sekali perjalanan pulang pergi dari Lempuyangan ke Pasar Senen, Dewi memperkirakan hasilnya akan tercapai dalam waktu sekitar dua bulan.

“Kami harapkan uji coba bisa selesai Desember ini, sehingga pemanfaatan B40 bisa terlaksana sepenuhnya di tahun 2025,” imbuh Dewi.

Biodiesel Indonesia menggunakan minyak sawit dalam proporsi tertinggi di dunia, dan program B40-nya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap impor solar sekaligus meningkatkan permintaan minyak nabati yang diproduksi di dalam negeri.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada 31 Januari 2023 memperkirakan dibutuhkan dana sebesar Rp 30,22 triliun untuk mensubsidi penyaluran biodiesel pada tahun tersebut.

Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi, mengatakan uji coba biofuel B40 bertujuan untuk menguji ketahanan mesin kereta api dan dijadwalkan berlangsung selama 1.200 jam atau 50 hari.

“Hari ini kita gelar upacara peluncuran (uji coba) B40 di sektor perkeretaapian,” ujarnya, Senin, seperti dikutip Kompas.com, seraya menambahkan bahwa uji coba tersebut “akan terus dilaksanakan” hingga tuntas pada Desember nanti.

Ia berharap hasil uji coba ini akan memberikan lampu hijau bagi penggunaan biofuel di kereta api, “karena kami ingin B40 segera digunakan”.

Setelah uji coba B40 yang sukses tahun lalu pada kendaraan roda empat, serangkaian uji coba yang direncanakan tahun ini bertujuan untuk mengkaji penggunaannya pada mesin pertanian dan kereta api.

Menurut Eniya, pemerintah kemudian berencana memperluas uji coba B40 untuk menguji biodiesel di alat berat, perkapalan, dan pembangkit listrik, yang terakhir di Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan perkiraan total volume sebesar 16 juta kiloliter (kL).

“Kami harapkan hasil (uji coba) semua sektor ini sudah ada pada Desember tahun ini,” ujarnya.

Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa meskipun standar dan periode pengujian berbeda untuk setiap sektor, instruksi teknis akan selesai pada akhir tahun untuk meluncurkan B40 tahun depan.

Eniya berharap program wajib B40 dapat mengurangi emisi tahunan hingga 14,6 juta ton karbon dioksida baik di sektor otomotif maupun non-otomotif, serta menghemat devisa sekitar US$9 miliar. – Kantor Berita / Jakarta Post-ANN

Sumber