Home News Opini | Anggota DPR Dusty Johnson: Jalan menuju kesantunan dalam berpolitik

Opini | Anggota DPR Dusty Johnson: Jalan menuju kesantunan dalam berpolitik

71
0
Opini | Anggota DPR Dusty Johnson: Jalan menuju kesantunan dalam berpolitik

Dusty Johnson, seorang Republikan, mewakili South Dakota di DPR AS. Artikel ini pertama kali dimuat di Sioux Falls Argus Leader.

Beberapa waktu lalu, saya menyambut kepulangan satuan Garda Nasional yang pernah bertugas di luar negeri. Setelah upacara, seorang sersan yang telah ditugaskan tiga kali, termasuk dua kali di zona pertempuran aktif, mengucapkan terima kasih atas pengabdian saya, dan mengatakan bahwa ia tidak dapat membayangkan jabatan yang sesulit itu.

Saya terdiam. Ketika mereka yang mempertaruhkan nyawa mereka dalam membela negara kita berpikir bahwa keterlibatan politik adalah tugas yang lebih berat, kita tahu politik kita terlalu keras, terlalu kejam, terlalu agresif.

Peristiwa tragis yang terjadi di pawai mantan presiden Donald Trump di Pennsylvania menyoroti kemarahan yang meracuni iklim politik nasional kita. Kita semua merasakan ketegangan meningkat selama beberapa tahun terakhir, dan kita tahu retorika kebencian telah meningkat jauh melampaui titik didihnya.

Terlalu sering, kita memandang orang-orang dengan pendapat yang berbeda sebagai musuh, bukan sesama warga Amerika. Negara kita tidak terlayani dengan baik oleh hal ini. Kemarahan adalah motivator jangka pendek yang kuat, tetapi itu bukanlah landasan bagi pernikahan, gereja, bisnis, komunitas, atau karier yang sukses.

Kita memerlukan wacana yang bijaksana di antara warga yang terlibat, bukan serangan emosional dari para partisan yang marah. Bagi mereka yang bersedia bangkit pada kesempatan itu, berikut adalah enam jalan menuju kesopanan:

1. Berikan orang lain kesempatan: Hubungan akan gagal jika pasangan tidak lagi melihat sisi terbaik satu sama lain. Jika negara kita ingin tetap bersama lebih lama, demi anak-anak kita, kita tidak dapat berasumsi bahwa orang-orang di pihak lain selalu termotivasi oleh rasisme, fasisme, komunisme, atau kejahatan lainnya. Sebaliknya, asumsikan bahwa mereka memandang suatu masalah secara berbeda dari Anda.

2. Berlangganan sumber berita yang bereputasi baik: Facebook bukanlah sumber berita yang bereputasi baik; Facebook adalah tempat bagi foto-foto anak anjing yang menggemaskan, video tarian yang lucu, dan laporan berita yang sangat tidak dapat diandalkan yang diunggah oleh paman Anda, Trent. Terlalu sering, berita gratis, terutama yang dibagikan di Facebook, memicu rasa takut, amarah, dan kemarahan kita. Sebaliknya, carilah dua sumber berita profesional, bayar konten mereka, dan konsumsilah secara teratur. Jika suatu sumber hanya memberi tahu Anda apa yang sudah Anda yakini, Anda membayar propaganda, bukan berita.

3. Tolak whataboutism: Alih-alih membahas substansi suatu isu, komentator daring akan berkata “bagaimana dengan ini” dan menunjuk kesalahan masa lalu yang dibuat oleh pihak lain — dalam upaya untuk mendiskreditkan pandangannya. Ini mengalihkan diskusi dari isu yang sedang dibahas. Kita harus mengevaluasi substansi suatu argumen, bukan ketidaksempurnaan pembawanya. Tidak ada seorang pun yang sempurna, jadi semua ide bagus datang dari orang-orang yang tidak sempurna.

4. Kritik tindakan dan ide, bukan orang: Hinaan berlimpah dalam wacana politik, tetapi Anda akan menjadi warga negara yang lebih baik jika Anda menghindarinya. Kita harus memiliki perdebatan yang kuat dan bersemangat. Adalah mungkin untuk menyerang ide-ide yang lemah dan tindakan yang tidak pantas tanpa melabeli seseorang sebagai orang jahat, curang, atau pengkhianat.

5. Perkuat pandangan yang membangun: Facebook dan X bisa marah besar. Dukung komentator yang mencoba bersikap membangun dengan menggunakan logika alih-alih amarah. Hal ini bisa sesederhana memberi acungan jempol pada komentar mereka. Memang lebih menyenangkan untuk memposting ulang komentar yang panas, tetapi lebih baik bagi bangsa kita untuk berbagi sesuatu yang produktif. Politik harus tentang penjumlahan dan perkalian, bukan pengurangan dan pembagian.

6. Illegitimi non carborundum — “Jangan biarkan bajingan menindasmu”: Bahkan saat diliputi oleh hal-hal negatif, jangan menyerah. Politik bukanlah olahraga tontonan. Jika warga negara yang terhormat membiarkan hal-hal negatif mengusir mereka, para troll menang.

Tragedi seperti percobaan pembunuhan terhadap Trump dapat menjadi katalisator untuk menyatukan kita. Saya siap melakukan bagian saya. Saya tidak dapat mengubah keadaan dalam semalam, tetapi saya berharap tindakan saya akan membawa perubahan ke arah yang benar, dan tindakan Anda juga akan demikian.

Sumber