Berhentilah meninggalkan uang di atas meja dan manfaatkan pemikiran yang beragam

Jika sesi curah pendapat Anda tampak seperti panggilan casting untuk sitkom tahun 1950-an, Anda salah melakukannya. Keberagaman bukan tren; ini adalah dunia tempat kita tinggal. Inti dari kesalahan pemasaran yang berulang ini adalah tidak adanya suara yang beragam. Bagaimana merek yang secara budaya ada di mana-mana seperti Heinz mengabaikan ketidakpekaan yang begitu mencolok?

Jawabannya terletak pada homogenitas ruang pengambilan keputusan tersebut. Tanpa perspektif yang beragam, iklan diluncurkan ke seluruh dunia, hanya untuk ditarik kembali di tengah kemarahan publik yang beralasan. Untuk terlibat secara efektif dengan pasar multikultural, Anda memerlukan kekayaan pengalaman hidup yang beragam.

Periksa dirimu sendiri!

Keberagaman dalam tim kreatif memang penting, namun itu saja tidak cukup. Bahkan dengan tim yang berbeda-beda, bias yang tidak disadari dapat muncul. Integrasikan “pemeriksaan sensitivitas budaya” yang wajib ke dalam setiap tahap proses kreatif. Hal ini berarti membangun sistem peninjauan yang secara ketat menilai apakah konten selaras dengan seluk-beluk budaya yang ingin digambarkan. Pendirian Disney atas a tim konsultan budaya menjadi contoh yang terpuji.

Kembangkan daftar periksa internal atau alat audit, berdasarkan data yang dikumpulkan dari komunitas yang ingin dilibatkan oleh merek Anda. Hal ini lebih dari sekedar representasi sederhana dan menggali pertanyaan tentang dinamika kekuasaan, konteks sejarah, dan potensi eksploitasi elemen budaya. Hal ini memberikan kerangka terstruktur untuk refleksi diri yang kritis, memaksa tim untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang tidak nyaman dan membenarkan pilihan kreatif mereka dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak budaya.

ERG memiliki 'sumber daya' dalam namanya

Kelompok sumber daya karyawan (ERG) harus dimanfaatkan tidak hanya untuk acara budaya tetapi juga sebagai peserta integral dalam proses kreatif. Mereka memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai keterwakilan masyarakat.

Daripada mengajukan konsep kreatif ke tim yang homogen, balikkan naskahnya. Mintalah anggota ERG perusahaan Anda (mewakili budaya yang digambarkan dalam iklan) “mengembalikan” interpretasi mereka terhadap konsep tersebut. Hal ini memberikan umpan balik langsung terhadap potensi titik buta dan penafsiran yang tidak diinginkan. Hal ini mengubah dinamika kekuatan, memberikan suara kepada mereka yang sering diajak bicara, dan memaksa tim kreatif untuk benar-benar mendengarkan.

Jaga agar tetap nyata

Keaslian adalah yang terpenting. Tidak setiap merek perlu ikut-ikutan dalam setiap budaya. Terkadang hal paling otentik yang dapat Anda lakukan adalah bersikap rendah hati dan duduk.

Merek harus menyelaraskan upaya kreatif mereka dengan nilai-nilai inti mereka, memastikan bahwa mereka memberikan kontribusi yang berarti terhadap dialog budaya. Hal ini melibatkan introspeksi dan penilaian yang tulus mengenai apakah produk mereka benar-benar bermanfaat bagi komunitas yang ingin mereka libatkan. Konsumen, khususnya Gen Z dan milenial, menuntut keaslian dan tanggung jawab sosial. Sebelum mencoba memanfaatkan gerakan keadilan sosial terkini, tanyakan pada diri Anda: Apakah nilai-nilai inti kita sejalan dengan hal ini? Sudahkah kita mendapatkan kepercayaan komunitas ini? Apakah ini asli atau perampasan uang?

Ketahui jalur Anda.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here