Menumbuhkan Budaya Multigenerasi yang Kolaboratif

Dengan mengedepankan rasa saling menghormati dan pengertian, Pemimpin SDM dan bisnis bisa terbuka percakapan dalam angkatan kerja yang beragam usia.

Oleh David Clack

Penelitian dari Generasijaringan nirlaba yang berfokus pada mobilitas ekonomi, dilakukan dengan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunanmenemukan bahwa bias usia masih ada dan masih terjadi hingga saat ini, dimana manajer perekrutan sering kali lebih memilih pekerja yang lebih muda meskipun keterampilan pekerjanya lebih tua.

Percakapan mengenai usia telah berkembang secara signifikan dalam lima tahun terakhir, dengan dinamika generasi menjadi titik fokus dalam diskusi di tempat kerja.

Fenomena ini menimbulkan tantangan dan peluang bagi para pemimpin bisnis—bagaimana para pemimpin dapat melibatkan banyak generasi dan mengarahkan mereka menuju tujuan bersama? Bagaimana mereka dapat memupuk pemahaman antar perbedaan generasi dan memanfaatkannya demi keuntungan mereka?

Ricoh sangat bangga menjadi tenaga kerja multigenerasi yang menyadari bahwa semua generasi memiliki kekuatan dan perspektif unik yang dapat mereka bawa ke tempat kerja. Kelompok afinitas organisasi ini bertujuan untuk merayakan keberagaman sambil mengeksplorasi bias dan stereotip untuk menjembatani kesenjangan generasi.

Dalam hal mengembangkan budaya kolaboratif yang melampaui stereotip dan strategi berbasis usia, Ricoh beralih ke tim multigenerasi untuk memanfaatkan keunggulan kompetitif tersebut dan memimpin dengan memberi contoh.

Berikut adalah beberapa tips untuk memulai diskusi dalam memperjuangkan tim multigenerasi untuk membangun budaya kolaboratif yang lebih dari sekadar membatasi keyakinan dan stereotip. Dalam mencapai kemajuan ini, kepemimpinan memegang peran penting dalam memelihara dan menciptakan ruang yang menyoroti kekuatan dan keunggulan setiap generasi.

  1. Mendorong rasa saling menghormati dan pengertian. Pemimpin harus mendorong rasa saling menghormati dan pengertian di antara semua anggota tim, berapa pun usia mereka. Mendorong individu untuk belajar satu sama lain dan menghargai kontribusi setiap orang dapat membantu menghilangkan stereotip berdasarkan usia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, ada empat generasi di tempat kerja, dan rasa saling menghormati harus ada agar tim dapat beroperasi secara harmonis.
  2. Menyampaikan. Pemimpin dapat mengatur pola komunikasi yang terbuka dan penuh rasa hormat. Dorong percakapan dan diskusi tentang berbagai perspektif untuk menumbuhkan rasa memiliki dan pemahaman di antara anggota tim dari generasi yang berbeda. Usia yang berbeda membawa prioritas dan perspektif yang berbeda ke tempat kerja, yang mencakup berbagai tahapan kehidupan dan pengalaman. Beberapa dari mereka mungkin membesarkan anak kecil, merawat orang tua yang sakit, atau membeli rumah pertama mereka, sementara yang lain sedang meneliti pilihan pensiun.

Sangat penting untuk tidak berasumsi bahwa usia berarti seseorang akan mengalami semua pilihan, kekhawatiran, dan perasaan yang sama pada tahap kehidupan yang berbeda. Penting untuk menawarkan ruang yang memungkinkan adanya saluran komunikasi terbuka dalam dunia kerja—ini berarti mendengarkan, bukan berasumsi.

  1. Menawarkan pelatihan dan pengembangan. Menyediakan sesi pelatihan dapat meningkatkan kesadaran di antara anggota tim dan meningkatkan keterampilan untuk lingkungan teknologi yang selalu berubah. Misalnya, magang Ricoh terbuka untuk segala usia dan mendorong semua kolega, berapapun usianya, untuk berpartisipasi.

Khususnya, terkait kecerdasan buatan (AI), penelitian lebih lanjut dari Generation menemukan bahwa pekerja yang lebih tua dapat unggul dengan AI, menyamai atau bahkan melampaui generasi muda. Hal ini menimbulkan kesalahpahaman bahwa hanya orang-orang muda yang dapat berlatih AI, hal ini membuktikan bahwa orang-orang yang berusia di atas 55 tahun sama-sama mampu belajar dan unggul dalam bidang ini. Jangan mengabaikannya; mereka bisa menjadi pakar AI terbaik di tim.

Dengan berinvestasi dalam pelatihan kelompok ini, para pemimpin SDM menciptakan situasi win-win di mana karyawan merasa dihargai dan diberdayakan, dan pelanggan mendapatkan manfaat dari peningkatan keterampilan dan pengalaman mereka yang luas.

  1. Mendorong kolaborasi. Menawarkan peluang untuk proyek lintas fungsi atau lintas generasi. Inisiatif ini dapat membantu anggota tim memahami dan menghargai gaya kerja, pengalaman, dan keterampilan berbeda yang dimiliki setiap generasi. Nafsu makan dan antusiasme sama pentingnya dengan kemampuan teknis, dan Ricoh telah melihatnya secara langsung melalui program peningkatan keterampilannya.
  2. Memberikan fleksibilitas. Setiap generasi mempunyai preferensi kerja yang berbeda-beda. Merangkul fleksibilitas mengenai jam kerja, lokasi kerja, dan gaya untuk mengakomodasi kebutuhan dan gaya hidup/tahapan setiap orang.

Di Ricoh Europe, hampir 25% karyawan perusahaannya berusia 55 tahun atau lebih, dan organisasi tersebut memperkirakan banyak orang akan mempertimbangkan untuk pensiun di tahun-tahun mendatang. Para pemimpin organisasi ingin melibatkan mereka dalam diskusi tentang cara membuat pekerjaan berhasil untuk semua generasi.

David Clack adalah direktur pemasaran dan sponsor eksekutif tempat kerja multigenerasi di Ricoh UK.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here