Narayana Murthy kepada Elon Musk: Wawasan miliarder tentang budaya kerja keras mulai dari bekerja 70 jam seminggu hingga tidur di kantor |
Dalam beberapa tahun terakhir, keseimbangan kerja dan kehidupan telah menjadi prioritas utama bagi banyak orang, terutama generasi muda seperti Gen Z, yang mencari pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas. Sebuah studi tahun 2023 oleh Randstad mengungkapkan bahwa 57% karyawan akan menolak tawaran pekerjaan jika hal itu berdampak negatif pada keseimbangan kehidupan dan pekerjaan mereka, yang menunjukkan semakin tingginya preferensi untuk waktu pribadi daripada gaji yang lebih tinggi.
Meskipun ada tren ini, beberapa miliarder dan pemimpin teknologi terkemuka telah mengambil pendekatan yang berbeda, dengan mengadvokasi budaya kerja kerasjam kerja yang lebih panjang, dan fokus yang lebih besar pada dedikasi profesional. Pandangan ini sering memicu perdebatan tentang keseimbangan antara kesejahteraan pribadi dan kesuksesan karier. Berikut ini adalah pandangan dari beberapa tokoh paling berpengaruh di dunia, termasuk NR Narayana MurthyBahasa Indonesia: Elon Muskdan lainnya, tentang budaya kerja keras.

Wawasan miliarder tentang keseimbangan kehidupan dan pekerjaan

NR Narayana Murthy: Mengadvokasikan jam kerja 70 jam seminggu

Infosys Pendiri NR Narayana Murthy menghidupkan kembali perbincangan seputar budaya kerja keras pada bulan Oktober 2023, saat ia menyarankan agar kaum muda di India berkomitmen untuk bekerja 70 jam seminggu. Berbicara di podcast 3one4 Capital, The Record, Murthy menjelaskan bahwa etos kerja seperti itu penting untuk meningkatkan produktivitas dan memastikan keunggulan kompetitif India di pasar global.
Pernyataannya memicu perdebatan luas, dengan banyak pihak setuju bahwa kerja keras adalah kunci kemajuan, sementara yang lain mengkritiknya karena mempromosikan budaya kerja yang tidak realistis dan tidak sehat. Sikap Murthy mencerminkan keyakinannya pada pentingnya dedikasi dan pengorbanan untuk pertumbuhan nasional, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan gaya hidup yang menuntut seperti itu.

Elon Musk: Tinggal di pabrik untuk menunjukkan komitmen

CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk dikenal karena etos kerjanya yang tinggi, dan pandangannya tentang budaya kerja keras mencerminkan dedikasinya. Musk sering berbagi cerita tentang tinggal di pabriknya dan tidur di lantai untuk memastikan tenggat waktu produksi terpenuhi. Ia percaya bahwa dengan menunjukkan komitmennya, ia dapat memotivasi karyawannya untuk bekerja lebih keras.
Musk juga mengkritik apa yang ia anggap sebagai menurunnya etos kerja di Amerika Serikat, membandingkannya dengan dedikasi yang ia lihat di negara-negara seperti Cina, di mana para pekerjanya secara rutin bekerja dalam waktu yang panjang. Gaya kepemimpinannya didasarkan pada kepemimpinan dengan memberi contoh, meskipun itu berarti mengorbankan kenyamanan pribadi demi kebaikan perusahaan.

Jack Ma: Membela budaya kerja “996” di Tiongkok

Salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, adalah miliarder lain yang membela jam kerja panjang. Ia terkenal mendukung jadwal kerja “996” yang kontroversial di Tiongkok, yang berarti bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu. Pada tahun 2019, Ma menyebut jadwal ini sebagai “berkah besar” bagi pekerja muda, dengan menyatakan bahwa memiliki kesempatan untuk bekerja berjam-jam adalah sebuah keistimewaan, terutama jika seseorang bersemangat dengan kariernya.
Meskipun komentar Ma dikritik karena dianggap mempromosikan kerja berlebihan, ia menegaskan bahwa mereka yang benar-benar menikmati pekerjaan mereka tidak akan merasa jadwal “996” memberatkan. Baginya, jalan menuju kesuksesan membutuhkan dedikasi dan kemauan untuk terus maju melewati ketidaknyamanan dalam mengejar tujuan jangka panjang.

Jeff Bezos: Sebuah “lingkaran” bukan keseimbangan

Pendiri Amazon Jeff Bezos juga vokal tentang pemikirannya tentang keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, menolak gagasan bahwa hal itu merupakan pilihan sederhana antara kehidupan pribadi dan profesional. Dalam sebuah diskusi tahun 2018, Bezos menyatakan bahwa ia lebih suka menganggap pekerjaan dan kehidupan sebagai sebuah “lingkaran” di mana kedua aspek tersebut saling memengaruhi dan meningkatkan satu sama lain.
Bezos sering mengatakan bahwa saat ia bahagia di tempat kerja, hal itu berdampak positif pada kehidupan pribadinya, dan saat kehidupan pribadinya memuaskan, hal itu meningkatkan kinerjanya di tempat kerja. Pendekatan holistik ini menunjukkan bahwa keberhasilan di satu bidang dapat mendorong keberhasilan di bidang lain, alih-alih bersaing untuk mendapatkan waktu dan perhatian.

Alexis Ohanian: Menentang gagasan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan

Salah satu pendiri Reddit, Alexis Ohanian, adalah pemimpin teknologi lain yang menantang pandangan umum tentang keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. Pada bulan Agustus 2023, Ohanian menggunakan media sosial untuk menyatakan bahwa keseimbangan kehidupan dan pekerjaan adalah “lelucon.” Menurutnya, upaya untuk mempertahankan fokus yang sama pada pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah tindakan yang keliru.
Sebaliknya, Ohanian percaya bahwa keseimbangan adalah tentang mengubah prioritas sesuai kebutuhan, menekankan bahwa pada titik yang berbeda dalam kehidupan, tanggung jawab pekerjaan atau pribadi akan lebih diutamakan. Meskipun ia tidak mengabaikan pentingnya kesejahteraan pribadi, ia menganjurkan pendekatan yang lebih fleksibel dan luwes dalam mengelola karier dan komitmen pribadi seseorang.

Keseimbangan kehidupan dan pekerjaan vs. budaya kerja keras

Pandangan yang kontras dari para pemimpin teknologi ini menyoroti perdebatan yang sedang berlangsung antara budaya kerja keras dan keseimbangan kehidupan kerja. Sementara banyak karyawan saat ini memprioritaskan waktu pribadi dan kesejahteraan, ada orang-orang seperti Narayana Murthy, Elon Musk, dan Jack Ma, yang percaya bahwa kesuksesan sejati membutuhkan usaha keras dan jam kerja yang panjang.
Pandangan para miliarder ini mengingatkan kita bahwa tidak ada pendekatan yang cocok untuk semua orang dalam meraih kesuksesan karier. Bagi sebagian orang, jam kerja yang panjang dan fokus yang tajam pada tujuan profesional dapat menghasilkan prestasi dan kepuasan. Bagi yang lain, mengejar kehidupan yang seimbang dengan waktu untuk kepentingan pribadi dan orang-orang terkasih lebih penting.
Pada akhirnya, pilihan antara bekerja keras dan menyeimbangkan diri adalah pilihan yang sangat pribadi—yang terpenting adalah menyelaraskan pekerjaan dan kehidupan Anda dengan cara yang memberikan kepuasan, entah melalui jam kerja yang panjang atau batasan yang fleksibel.
Baca juga Bahasa Indonesia: Memahami Penipuan Klik: Jenis penipuan klik, cara mencegahnya, dan informasi penting lainnya



Sumber