Pemanasan global dan penangkapan ikan berlebihan mengancam salmon dan budaya Alaska

Masyarakat asli Alaska menghadapi penurunan populasi salmon akibat menghangatnya air sungai dan praktik penangkapan ikan industrial, yang mengganggu gaya hidup tradisional dan sumber makanan.

Carla Rosch melaporkan untuk BBC.


Pendeknya:

  • Meningkatnya suhu sungai memaksa salmon bermigrasi ke utara ke perairan Arktik yang lebih dingin, yang berdampak pada pola migrasi dan kelangsungan hidup beberapa spesies.
  • Masyarakat adat di Alaska, yang sangat bergantung pada salmon untuk kebutuhan pangan dan budaya, kini beralih ke sumber makanan lain karena menipisnya persediaan salmon.
  • Kombinasi perubahan iklim dan praktik penangkapan ikan industri, seperti tangkapan sampingan dari kapal pukat, memperburuk kelangkaan salmon di wilayah seperti Sungai Yukon.

Kutipan utama:

“Ini akan menjadi tahun kelima tidak ada kegiatan memancing. Kami mengalami banyak tekanan panas pada tahun 2019. Ikan salmon mengapung mati di sungai dan kami melihat ikan salmon berpindah ke sungai yang lebih dingin di hilir. Setelah itu, semuanya ditutup.”

— Eva Dawn Burk, penduduk asli Desa Nenana.

Mengapa hal ini penting:

Kelangkaan ikan salmon mengancam kedaulatan budaya dan pangan masyarakat asli Alaska yang bergantung pada salmon untuk bertahan hidup. Namun, spesies ini bukan satu-satunya yang terdampak oleh kenaikan suhu: sebuah studi global tahun 2024 oleh World Fish Migration Foundation menemukan populasi ikan air tawar yang bermigrasi menurun rata-rata 81% antara tahun 1970 dan 2020. Penangkapan ikan secara industri dan perubahan iklim memerlukan reformasi pengelolaan yang mendesak untuk melestarikan ekosistem kritis dan warisan budaya ini.

Terkait: “Kami adalah orang-orang salmon”.

Sumber