'Kallummakkaya' melambung menjadi bintang setelah ilmuwan CMFRI memecahkan kode genetiknya | Berita Gaya Hidup

Kochi: Kerang hijau Asia, yang secara umum disebut 'Kallummakkaya' di Kerala, menempati tempat penting di antara hidangan kuliner unik Kerala. Kini, spesies laut yang populer di berbagai negara Asia ini telah keluar dari jurang kehancuran dan menjadi pusat perhatian ilmiah berkat pencapaian inovatif dalam pengurutan genetikanya.

Para peneliti di ICAR-Central Marine Fisheries Research Institute (CMFRI) di Kochi telah berhasil menguraikan genom kerang hijau Asia (Perna viridis), sebuah penemuan yang siap merevolusi pemahaman tentang spesies laut yang penting ini. Ini adalah sekuensing genom tingkat kromosom pertama dari spesies invertebrata laut dari India. Sebelumnya, CMFRI telah menemukan genom serupa untuk ikan sarden minyak India.

Kerang hijau Asia, Kallummakkaya, dalam bahasa setempat, merupakan spesies akuakultur penting dalam famili Mytilidae, yang memberikan kontribusi besar terhadap akuakultur moluska. Penelitian CMFRI menemukan bahwa genom kerang tersebut berukuran 723,49 Mb dan terikat pada 15 kromosom, menurut rilis CMFRI di sini pada hari Kamis. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Scientific Data oleh Nature Group. “Pengembangan ini akan menjadi pengubah permainan dalam meningkatkan akuakultur kerang yang berkelanjutan di negara ini, karena penelitian ini akan membantu memperoleh wawasan tentang pertumbuhan, reproduksi, dan ketahanannya terhadap penyakit”, kata Dr. Grinson George, Direktur CMFRI.

Temuan ini akan menguntungkan sektor akuakultur dengan meningkatkan seleksi genomik dan praktik pemuliaan, yang mengarah pada peningkatan produktivitas dan ketahanan dalam perikanan, tambahnya. Sebuah tim peneliti dari CMFRI yang dipimpin oleh Kepala Ilmuwan Dr Sandhya Sukumaran melaksanakan penelitian ini dengan dukungan dana dari Departemen Bioteknologi (DBT), New Delhi. Tim tersebut meliputi Dr A Gopalakrishnan, VG Vysakh, Dr Wilson Sebastian, Dr Lalitha Hari Dharani, Dr Akhilesh Pandey, Dr Abishek Kumar dan Dr JK Jena.

Menurut para ilmuwan, hal ini akan membantu mengembangkan strategi baru untuk memerangi penyakit pada kerang. Investigasi genomik pada spesies ini sangat penting untuk memahami gen, kombinasi gen, dan jalur pensinyalan yang mengarah pada penyakit parasit, yang merupakan ancaman besar bagi akuakultur kerang hijau Asia di India, yang menyebabkan kematian besar di peternakan,” kata Dr. Sandhya Sukumaran. Menurut para ilmuwan, perakitan genom kerang hijau akan muncul sebagai alat yang berharga untuk mengeksplorasi mekanisme kanker dan mengembangkan strategi terapi baru.

“Sebanyak 49.654 gen penyandi protein telah diidentifikasi, termasuk 634 gen yang terkait dengan jalur kanker dan 408 gen yang terkait dengan karsinogenesis virus. Hal ini menunjukkan bahwa spesies ini merupakan organisme model baru untuk penelitian kanker,” kata Sukumaran.

Ia menambahkan bahwa kemajuan ini menjanjikan peningkatan signifikan pemahaman kita tentang jalur kanker dan memfasilitasi penemuan pengobatan baru. Selain prospek akuakulturnya, kerang hijau Asia memainkan peran penting sebagai biomonitor karena mampu mengakumulasi logam berat dan polutan lingkungan lainnya dalam jumlah besar. Memahami perakitan genom akan memberikan informasi berharga tentang jalur genom yang merespons polutan.

“Penanda genetik yang akan dikembangkan dari penelitian ini dapat digunakan untuk memantau polutan di perairan, sebuah tonggak penting dalam menjaga lingkungan perairan,” kata Sandhya. Para ilmuwan percaya bahwa penguraian kode genom spesies ini akan meningkatkan pengetahuan mengenai dampak polutan lingkungan pada sistem biologis, karena bivalvia ini dapat beradaptasi dengan stresor lingkungan lokal seperti variasi pH, suhu, salinitas, dan paparan udara.

Sumber