Kebiasaan Gaya Hidup Buruk Seperti Merokok, BMI Tinggi Terkait dengan Demensia –

Pendidikan tinggi dan aktivitas fisik dapat melindungi terhadap hal ini.


Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Kopenhagen merinci hubungan signifikan antara kecenderungan genetik terhadap kebiasaan gaya hidup buruk, seperti merokok dan indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, dan peningkatan risiko demensia. Penelitian yang melibatkan lebih dari 400.000 peserta di Eropa ini menggunakan analisis genetik tingkat lanjut untuk mengeksplorasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi, menekankan pentingnya pendidikan dan aktivitas fisik sebagai tindakan perlindungan terhadap penyakit ini.

Demensia adalah kondisi kronis dan melemahkan yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif secara progresif, dan prevalensi globalnya terus meningkat. Memahami penyebab utamanya sangat penting untuk pencegahan dan deteksi dini penyakit ini. Studi ini, yang diterbitkan sebagai laporan awal, berfokus pada data genom tingkat individu untuk membangun hubungan sebab akibat antara berbagai kebiasaan gaya hidup buruk dan demensia.

Para peneliti menggunakan kumpulan data genom substansial dari Biobank Inggris, yang terdiri dari hampir 409.000 peserta warga Inggris keturunan Eropa. Mereka mengumpulkan data komprehensif, termasuk informasi genetik, pengukuran dasar, dan kebiasaan perilaku yang dilaporkan sendiri seperti merokok dan aktivitas fisik. Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya dikategorikan menggunakan kode Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD).

Di antara kelompok penelitian, yang terdiri dari 53,7% wanita dengan usia rata-rata 59 tahun, demensia ditemukan lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Pengamatan awal menunjukkan bahwa 13,2% peserta melaporkan penyakit jantung iskemik, 1,7% didiagnosis menderita demensia karena semua penyebab, 0,9% menderita penyakit Alzheimer, dan 0,4% menderita demensia vaskular.

Foto oleh William Choquette dari Pexels

Tim menghitung skor risiko poligenik (PRS) untuk setiap peserta untuk menilai kecenderungan genetik terhadap faktor-faktor risiko ini, dan mereka menemukan bahwa merokok, BMI tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL) yang tinggi diprediksi secara genetik. , dan trigliserida tinggi semuanya secara signifikan meningkatkan risiko berkembangnya berbagai bentuk demensia.

Para peneliti juga mengungkapkan bahwa pendidikan yang diperluas dan aktivitas fisik memberikan faktor perlindungan terhadap demensia vaskular dan penyakit Alzheimer. Temuan ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi yang diprediksi secara genetik dapat mengurangi risiko pengembangan bentuk demensia sebanyak 42%.

Meskipun ada kemajuan signifikan dalam penelitian demensia, hubungan sebab akibat antara faktor gaya hidup dan hasil demensia masih kontroversial. Banyak penelitian yang berupaya memperjelas hubungan ini, namun terbatas karena kurangnya data spesifik usia, sehingga menghasilkan hasil yang bertentangan. Akibatnya, banyak literatur yang ada hingga saat ini mengandalkan bukti observasi dengan validasi klinis yang terbatas. Namun, penggunaan Pengacakan Mendel dalam studi baru ini memperkuat dasar bukti dengan menetapkan hubungan sebab akibat yang lebih jelas antara pilihan gaya hidup dan risiko demensia, sehingga dapat memprediksi hubungan keduanya dengan lebih akurat.

Dengan berfokus pada faktor-faktor yang dapat dimodifikasi, penelitian ini menganjurkan intervensi perilaku untuk menurunkan risiko demensia, khususnya menekankan pendidikan tinggi dan peningkatan aktivitas fisik. Seiring dengan semakin majunya pemahaman tentang hubungan demensia dan penyakit Alzheimer dengan gen, wawasan ini dapat menjadi masukan bagi strategi kesehatan masyarakat yang efektif untuk meminimalkan jumlah kasus baru setiap tahunnya.

Sumber:

Analisis genetik menunjukkan merokok dan BMI tinggi meningkatkan risiko demensia, namun pendidikan dan olahraga melindunginya

Faktor Risiko Demensia yang Dapat Dimodifikasi: Perkiraan Kausal pada Data Tingkat Individu oleh Jiao Luo, Ida Juul Rasmussen, Jesper Qvist Thomassen, Ruth Frikke-Schmidt :: SSRN

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here