Pakar menjelaskan bagaimana gaya hidup sehat dapat membantu melindungi otak dari penurunan kognitif
Gambar menunjukkan model plastik 3D otak.— Unsplash/File

Para peneliti tidak tahu mengapa sebagian orang terkena penyakit Alzheimer dan sebagian lainnya tidak. Namun, mereka telah mengidentifikasi beberapa faktor yang meningkatkan risiko Alzheimer, termasuk faktor genetik (keturunan), kata Prof. Bashir Soomro dalam sebuah seminar.

Jika Anda memiliki kerabat tingkat pertama (orang tua kandung atau saudara kandung) dengan penyakit Alzheimer, risiko Anda terkena kondisi tersebut meningkat sebesar 10% hingga 30%, kata Prof. Soomro, yang merupakan konsultan ahli saraf di Rumah Sakit Universitas Dr. Ziauddin dan sekretaris jenderal Masyarakat Neurologi Pakistan, pada seminar kesadaran kesehatan masyarakat yang diadakan sehubungan dengan Hari Alzheimer Sedunia kemarin.

“Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang memengaruhi ingatan, cara berpikir, dan perilaku. Penyakit ini dinamai menurut Alois Alzheimer, seorang psikiater Jerman, yang pertama kali mendeskripsikannya. Otak terdiri dari miliaran sel saraf yang saling terhubung. Pada penyakit Alzheimer, koneksi antara sel-sel ini terputus. Penyakit ini mencakup 60-80% kasus demensia,” katanya.

Prof Soomro, yang juga sekretaris Fakultas Neurologi, College of Physicians Surgeons Pakistan dan Fellow American Academy of Neurology, menjelaskan lebih lanjut: “Alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan. Faktor risiko terbesar yang diketahui adalah bertambahnya usia, dan mayoritas penderita Alzheimer berusia 65 tahun ke atas. Beberapa orang mengidap penyakit Alzheimer sebelum usia 65 tahun — biasanya pada usia 40-an atau 50-an. Ini disebut penyakit Alzheimer dini. Kurang dari 10% kasus penyakit Alzheimer terjadi pada usia dini.

“Penyakit ini memengaruhi sekitar 55 juta orang di seluruh dunia. Satu dari 10 orang yang berusia lebih dari 65 tahun dan hampir sepertiga orang yang berusia lebih dari 85 tahun mengidap kondisi ini.”

Gejalanya pada akhirnya akan bertambah parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala awal Alzheimer yang paling umum adalah kesulitan mengingat informasi yang baru dipelajari. Perubahan otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer menyebabkan masalah yang semakin besar seperti mengulang pernyataan dan pertanyaan berulang kali, melupakan percakapan, janji temu atau acara, salah menaruh barang, sering menaruhnya di tempat yang tidak masuk akal, tersesat di tempat yang dulunya dikenal baik, dan akhirnya melupakan nama anggota keluarga dan benda sehari-hari.

Penelitian menunjukkan bahwa menjalani gaya hidup sehat membantu melindungi otak Anda dari penurunan fungsi kognitif. Strategi berikut dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer:

— Bermain permainan papan, membaca, mengerjakan teka-teki silang, memainkan alat musik, atau melakukan hobi lain yang membutuhkan “kekuatan otak”.

— Tetapkan rutinitas olahraga yang konsisten untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi kerentanan terhadap Alzheimer. Berusahalah untuk melakukan minimal 150 menit latihan aerobik dengan intensitas sedang atau 75 menit aktivitas dengan intensitas tinggi setiap minggu. Olahraga merangsang sirkulasi darah otak yang lebih baik, mendorong pelepasan senyawa pelindung otak, dan menjaga kesehatan jaringan otak yang optimal; Olahraga meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak Anda, yang dapat memengaruhi kesehatan sel otak.

— Konsumsi makanan yang kaya buah, sayur, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak untuk meningkatkan kesehatan otak. Utamakan makanan yang kaya antioksidan, seperti buah beri dan sayuran hijau, yang melawan peradangan otak dan stres oksidatif. Selain itu, sertakan asam lemak omega-3 dari sumber seperti salmon dan kacang kenari untuk mengurangi risiko Alzheimer. Konsumsi minuman beralkohol secukupnya dan berhenti merokok sangat dianjurkan.

Meskipun penyakit Alzheimer belum dapat disembuhkan, ada beberapa obat yang dapat membantu mengatasi gejala-gejala seperti menurunnya daya ingat, perubahan bahasa, kemampuan berpikir, dan keterampilan motorik. Mereka yang berhasil terhadap pengobatan ini dapat mengalami peningkatan kualitas hidup selama beberapa tahun.

Keterlibatan sosial merupakan landasan kesehatan otak. Interaksi rutin dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, dan memelihara hubungan sosial dapat menjaga fungsi kognitif. Kesepian dan isolasi dikaitkan dengan peningkatan risiko Alzheimer.

Jaga kesehatan Anda secara menyeluruh, terutama kondisi seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi, karena kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko Alzheimer. Berkolaborasilah erat dengan dokter Anda untuk mengelola kondisi ini secara efektif, sebagaimana disarankan oleh Prof. Bashir Soomro.

Jawwad Ahmed Khan, pakar pemasaran digital, mengatakan bahwa siapa pun yang mengalami gejala seperti demensia harus segera menemui ahli saraf senior karena sejumlah kondisi — tidak hanya penyakit Alzheimer — dapat menyebabkan hilangnya ingatan pada orang dewasa yang lebih tua. Mendapatkan diagnosis yang cepat dan rencana perawatan yang tepat adalah penting.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here