Poin-poin Utama
-
Anak-anak yang sering pindah rumah lebih mungkin mengalami depresi saat dewasa
-
Pergerakan meningkatkan risiko depresi sebesar 41% hingga 61%
-
Sebagai perbandingan, tinggal di lingkungan miskin meningkatkan risiko depresi sebesar 10%
KAMIS, 18 Juli 2024 (HealthDay News) — Anak-anak yang keluarganya sering pindah memiliki risiko depresi yang jauh lebih tinggi di kemudian hari, sebuah studi baru memperingatkan.
Anak-anak yang pindah satu kali antara usia 10 dan 15 tahun, 41% lebih mungkin didiagnosis menderita depresi di masa dewasa, dibandingkan dengan mereka yang keluarganya tidak pindah, demikian temuan para peneliti.
Dan anak-anak yang pindah dua kali atau lebih pada usia tersebut memiliki kemungkinan 61% lebih besar untuk mengalami depresi.
Sebagai perbandingan, anak-anak yang tinggal di lingkungan miskin memiliki kemungkinan 10% lebih besar untuk mengalami depresi saat dewasa, catat para peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan rumah yang tenang selama masa kanak-kanak sangat penting untuk melindungi anak terhadap risiko di masa depan. masalah kesehatan mental.
“Kami tahu ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang didiagnosis dengan penyakit mental,” kata peneliti utama Clive Sabelseorang profesor di Universitas Plymouth di Inggris “Namun, ini adalah bukti pertama yang menunjukkan bahwa pindah ke lingkungan baru selama masa kanak-kanak termasuk di antaranya, dan kami yakin angka yang kami lihat bisa jadi merupakan puncak gunung es.”
“Selama tahun-tahun pembentukan tersebut, anak-anak membangun jaringan sosial mereka melalui sekolah, kelompok olahraga, atau kegiatan lainnya,” kata Sabel dalam rilis berita universitas. “Setiap kali mereka harus beradaptasi dengan sesuatu yang baru, hal itu dapat mengganggu, jadi kita mungkin perlu menemukan cara baru untuk membantu orang mengatasi tantangan tersebut.”
Untuk penelitian ini, para peneliti melacak hampir 1,1 juta orang yang lahir di Denmark antara tahun 1981 dan 2001, membandingkan perubahan alamat mereka saat muda dengan gangguan suasana hati atau masalah kesehatan mental berikutnya.
Para peneliti mengatakan mereka memperkirakan hasil serupa terjadi di bagian lain dunia, terutama di kalangan kelompok anak-anak seperti anak asuh dan anak tentara.
“Anak-anak muda yang dirawat sering kali harus pindah berkali-kali dan berpotensi mendapat tekanan tambahan. Lalu ada anak-anak militer, yang pindah secara berkala, tergantung di mana orang tua mereka bertugas,” kata Sabel. “Studi ini menunjukkan bahwa mereka, dan anak-anak lainnya, mungkin memerlukan bantuan tambahan untuk mencegah perkembangan penyakit mental di kemudian hari.”
SUMBER: University of Plymouth, rilis berita, 17 Juli 2024
Apa Artinya Bagi Anda
Orangtua dalam keluarga yang sering berpindah tempat tinggal harus mewaspadai meningkatnya risiko anak-anak mereka terkena depresi.