Sony India & ZEE Entertainment Selesaikan Sengketa Terkait Kegagalan Merger Senilai  Miliar

ZEE Entertainment Enterprises dan Culver Max Entertainment milik Sony telah menyelesaikan perselisihan mereka terkait dengan penggabungan yang gagal.

Pernyataan bersama yang dirilis pagi ini mengatakan para pihak, termasuk perusahaan grup Sony Bangla Entertainment, telah mencapai “penyelesaian non-tunai yang komprehensif, menyelesaikan secara damai” masalah-masalah yang timbul dari runtuhnya penggabungan awal tahun ini.

Selengkapnya tentang Deadline

Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut telah sepakat untuk “mencabut semua tuntutan masing-masing terhadap satu sama lain.” Arbitrase telah berlangsung di Pusat Arbitrase Internasional Singapura. Beberapa masalah lain yang terkait dengan pengadilan telah dibatalkan.

Perusahaan-perusahaan tersebut mencatat bahwa tidak ada satu pun yang memiliki kewajiban terhadap satu sama lain di masa mendatang, dan mengatakan bahwa penyelesaian ini “berasal dari kesepahaman bersama antara perusahaan-perusahaan untuk secara independen mengejar peluang pertumbuhan di masa depan dengan tujuan baru dan fokus pada lanskap media dan hiburan yang terus berkembang.”

Culver Max, yang beroperasi sebagai Sony Pictures Networks India secara lokal, telah meninggalkan perjanjian yang telah lama digagas pada bulan Januari, dengan mengatakan bahwa pihaknya “sangat kecewa karena persyaratan penutupan penggabungan tidak terpenuhi” pada tanggal penutupan. Laporan telah menunjukkan adanya ketidaksepakatan atas kepemimpinan entitas gabungan tersebut. Hal ini terjadi segera setelah direktur senior ZEE Entertainment menerima skorsing sementara dari lokal pengatur atas dugaan perdagangan orang dalam, meskipun hal ini kemudian dibatalkan.

Penggabungan ini awalnya dilakukan karena Sony dan ZEE menghadapi masa depan yang menantang di pasar media India yang berubah dengan cepat dan sedang berkonsolidasi. Perusahaan seperti Disney dan Viacom18 milik Reliance telah menggabungkan aset mereka, sementara perusahaan streaming seperti Prime Video dan Netflix kini menjadi pemain lokal yang mapan. Bisnis gabungan ini akan memiliki banyak saluran TV, aset produksi, dan perusahaan streaming Sony LIV dan ZEE5 Global.

Sony akan mengendalikan 53% operasi sementara ZEE mengambil 47% sisanya, sementara studio AS milik Jepang itu memiliki lebih banyak eksekutif di dewan direksi. Namun, MD dan CEO ZEE Punit Goenka awalnya direncanakan untuk memimpin operasi tersebut.

Terbaik dari Batas Waktu

Daftar untuk Buletin Batas WaktuUntuk berita terbaru, ikuti kami di IndonesiaBahasa Indonesia: TwitterDan Instagram.

Sumber