15 orang tewas setelah tanah longsor melanda tambang emas ilegal di pulau Sumatra, Indonesia

PADANG, Indonesia — Tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat melanda operasi penambangan emas tidak sah di pulau Sumatera, Indonesia, menewaskan sedikitnya 15 orang, kata para pejabat pada hari Jumat. Puluhan lainnya dilaporkan hilang.

Penduduk desa pada hari Kamis sedang menggali butiran emas di daerah terpencil Solok di provinsi Sumatera Barat ketika lumpur jatuh ke perbukitan di sekitarnya dan menguburnya, kata Irwan Effendi, kepala kantor badan mitigasi bencana setempat.

Dia mengatakan sedikitnya 25 orang masih terkubur, dan tiga orang berhasil diselamatkan hidup-hidup karena luka-luka oleh tim penyelamat.

Upaya pencarian di daerah yang terkena dampak paling parah, dekat desa Nagari Sungai Abu, terhambat oleh tanah longsor yang menutupi sebagian besar wilayah tersebut, pemadaman listrik dan kurangnya telekomunikasi.

“Area pertambangan yang hancur hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki selama empat jam dari pemukiman terdekat,” kata Ilham Wahab, juru bicara lembaga tersebut.

Operasi pertambangan informal merupakan hal yang umum di Indonesia, sehingga memberikan penghidupan yang terbatas bagi ribuan orang yang bekerja dalam kondisi yang berisiko tinggi mengalami cedera serius atau kematian.

Tanah longsor, banjir, dan runtuhnya terowongan hanyalah beberapa bahaya yang dihadapi para penambang. Sebagian besar pengolahan bijih emas melibatkan merkuri dan sianida yang sangat beracun dan para pekerja sering kali hanya menggunakan sedikit atau tanpa perlindungan sama sekali.

negara itu kecelakaan besar terkait pertambangan terakhir terjadi pada bulan Juli ketika tanah longsor menimpa sebuah tambang emas tradisional ilegal di provinsi Gorontalo di pulau Sulawesi, menewaskan sedikitnya 23 orang.

Pada bulan April 2022 a tanah longsor menimpa tambang emas lainnya di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, menewaskan 12 perempuan.

Pada bulan Februari 2019, sebuah bangunan kayu darurat di sebuah tambang emas ilegal di provinsi Sulawesi Utara runtuh sebagian disebabkan oleh pergeseran tanah. Lebih dari 40 orang terkubur.

___

Penulis Associated Press Niniek Karmini dan Edna Tarigan di Jakarta, Indonesia, berkontribusi pada laporan ini.

___

Cerita ini telah diperbarui untuk mengoreksi ejaan nama kedua petugas bencana menjadi Effendi, dari Effendoi.

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here