Antam – CATL kembangkan industri nikel midstream | INSIDER

Perusahaan pertambangan milik negara PT Aneka Tambang (Antam) dan raksasa baterai China, Contemporary Emperex Technology Co. (CATL), sedang mengembangkan industri nikel midstream.

Direktur Utama Antam Nico Kanter mengatakan, saat ini kedua perusahaan tengah mempersiapkan lahan untuk kawasan industri, mengurus perizinan, serta melakukan studi kelayakan untuk merampungkan sektor midstream yakni Rotary Kiln-Electric Furnace (RKAF) dan High Pressure Acid Leaching (HPAL).

“Semua masih berjalan,” kata Nico Kanter di Jakarta, Senin, 22 Juli 2024.

Laporan sebelumnya mengungkapkan bahwa seluruh rencana investasi CATL senilai US$5,8 miliar (Rp90,50 triliun) telah dirampungkan dari hulu hingga hilir. Antam telah merampungkan transaksi perjanjian jual beli (SPA) saham anak usahanya, PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Feni Haltim (FHT), dengan perusahaan afiliasi CATL, HongKong CBL Limited (HKCBL), di Kementerian Investasi, Jakarta, pada 28 Desember 2023.

Transaksi saham ini menandai dimulainya kolaborasi antara Antam dan CATL dalam kegiatan hulu penambangan, pemurnian, dan pengolahan lebih lanjut derivatif nikel menjadi sel baterai dalam proyek Dragon yang dikerjakan oleh produsen baterai listrik global di Indonesia.

Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan Antam bersama Indonesia Battery Corporation (IBC) telah menandatangani Joint Venture Agreement dengan CATL untuk proyek hilirisasi terkait kerja sama pengembangan baterai listrik di dalam negeri.

Konsorsium berencana untuk merealisasikan investasi dalam fasilitas hilir untuk pabrik katoda, prekursor, dan sel baterai setelah menyelesaikan penandatanganan SPA di sisi hulu.

“Tahap pengembangan selanjutnya di hilir sudah ada jadwalnya,” kata Seto.

Alokasi investasi akan diserap secara bertahap selama periode tiga hingga empat tahun sejalan dengan jadwal fase konstruksi industri baterai listrik.

Antam dan CBL telah melakukan dua transaksi pada 28 Desember 2023, yaitu transaksi saham untuk anak usaha Antam, SDA dan satu lagi untuk FHT. Nilai transaksi divestasi SDA-HKCBL yang akan dibayarkan secara tunai oleh HKCBL kepada Antam adalah sebesar US$416,5 juta atau setara dengan Rp6,5 triliun. Antam juga memiliki hak bersyarat untuk menerima pembayaran apabila ditemukan tambahan cadangan di wilayah tambang SDA dalam jangka waktu 36 bulan sejak tanggal transaksi, yakni 28 Desember 2023.

Sumber