Australia dan Indonesia sepakati perjanjian pertahanan baru

Australia dan Indonesia telah menyetujui kesepakatan pertahanan baru yang akan meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara tetangga Indo-Pasifik tersebut. Kesepakatan tersebut dinegosiasikan pada hari Selasa saat kunjungan presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, ke Australia.

Perjanjian kerja sama pertahanan akan memungkinkan militer Australia dan Indonesia untuk beroperasi dari negara masing-masing.

Pemerintah Canberra mengatakan ini adalah pakta “paling signifikan” yang pernah ditandatangani kedua negara.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan kepada wartawan di Canberra bahwa negaranya berbagi perbatasan laut terpanjang di dunia dengan Indonesia dan sudah berkolaborasi dalam bidang keamanan, perdagangan manusia, dan sudah berkolaborasi dalam penyelundupan narkoba.

Albanese mengatakan kesepakatan baru itu akan membantu menjaga keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

“Ini akan menjadi landasan penting bagi kedua negara kita untuk saling mendukung keamanan, yang sangat penting bagi kedua negara tetapi juga bagi stabilitas kawasan yang kita tinggali bersama,” katanya.

Kesepakatan tersebut bukanlah sebuah perjanjian, tetapi memang memperlancar dan meningkatkan kerja sama militer bilateral.

Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, yang akan menjabat akhir tahun ini, mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa di Canberra bahwa ia “bertekad” untuk melanjutkan prioritas kebijakan luar negeri yang tidak berpihak dari Presiden petahana Joko Widodo.

Greg Fealy adalah profesor emeritus Politik Indonesia di Universitas Nasional Australia. Ia mengatakan kepada Australian Broadcasting Corp. bahwa kesepakatan tersebut tampaknya memiliki dampak yang luas.

“Indonesia secara historis enggan untuk mengadakan pengaturan militer yang ekstensif dengan negara lain, oleh karena itu, fakta bahwa hal ini tampaknya memungkinkan adanya interoperabilitas yang signifikan antara kedua angkatan bersenjata tampaknya merupakan hal yang signifikan,” katanya.

Rincian spesifik kesepakatan tersebut diharapkan akan terungkap ketika perjanjian pertahanan secara resmi ditandatangani oleh Prabowo dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles di Jakarta akhir bulan ini.

Hubungan antara kedua negara tidak selalu baik. Terjadi ketegangan pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an terkait dukungan Australia terhadap kemerdekaan Timor Timur dari Indonesia.

Presiden terpilih Prabowo juga mengisyaratkan bahwa investasi Australia di Asia Tenggara dan Indonesia masih tertinggal, dan menyatakan ia ingin melihat hubungan yang lebih kuat antara kedua negara.

Sumber