Bappenas mengusulkan dua skenario untuk mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen

Jakarta (ANTARA) – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengusulkan dua skenario untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen, seperti yang ditargetkan Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto.

“Presiden (terpilih) punya visi ekonomi tumbuh delapan persen, dan kami sudah (mengusulkan) skenario untuk itu,” kata Deputi Bidang Perekonomian KPK, Amalia Adininggar Widyasanti, saat seminar nasional yang digelar Center of Reform. on Economics (CORE) Indonesia di sini pada hari Rabu.

Widyasanti menggarisbawahi perlunya Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata minimal enam persen jika ingin keluar dari jebakan pendapatan menengah.

Dengan visi Prabowo yang ingin mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen, maka target keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) kemungkinan besar bisa tercapai lebih cepat.

“Kalau mau delapan persen dalam lima tahun pertama (menjabat), boleh saja. Lebih bagus lagi karena bisa mempercepat. Tugas kita di Bappenas mengeksekusi itu,” ujarnya.

Terkait usulan tersebut, skenario pertama adalah mengejar pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara perlahan namun konsisten setiap tahunnya hingga akhirnya mencapai delapan persen di akhir masa jabatan Prabowo.

“Jadi skenario pertama di akhir delapan persen. Tahun pertama (2025) 5,7 persen, tahun kedua (2026) 6,4 persen, tahun ketiga (2027) 7,0 persen, tahun keempat (2028) 8 persen. 7,5 persen, dan tahun terakhir (2029) sebesar 8,0 persen,” jelasnya.

Sedangkan skenario kedua dirancang untuk mengakomodasi aspirasi Prabowo untuk mempercepat pertumbuhan pada tahun ketiga dan keempat masa jabatannya, tepatnya 8,3 persen pada tahun 2027, delapan persen pada tahun 2028, dan kisaran 7,8 persen pada tahun 2029.

“Jadi rata-rata dalam lima tahun diperkirakan sekitar 7,7 persen,” kata Amalia.

Ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini juga menegaskan, Indonesia harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi agar terhindar dari jebakan pendapatan menengah.

“Kita menghadapi target baru pemerintah sebesar delapan persen. Namun, rata-rata pertumbuhan kita semakin rendah. Kondisi ini perlu kita ubah karena kita perlu bergerak menuju delapan persen,” ujarnya.

Berdasarkan undang-undang tentang APBN 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun depan.

Berita terkait: Keberlanjutan Kunci Pertumbuhan Ekonomi Delapan Persen: Kadin

Penerjemah: Imamatul Silfia, Yashinta Difa
Redaktur: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2024

Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here